Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kebangsaan dengan menyuguhkan atraksi ragam budaya masing-masing suku dan etnis yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan ragam budaya, tradisi, dan adat istiadat dari berbagai suku yang ada di Banyuwangi tersaji pada malam puncak Festival Kebangsaan yang digelar di Gelanggang Seni Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Sabtu (18/11) malam.
"Festival Kebangsaan menjadi simbol kerukunan dalam keberagaman masyarakat Banyuwangi. Diikuti beragam suku dan etnis, pemuka lintas agama dan kelompok budaya. Seolah-olah miniatur Indonesia bisa kita lihat di sini," kata Bupati Ipuk dalam keterangannya, Ahad.
Menurut dia, Banyuwangi dikenal daerah multikultur yang dihuni oleh banyak suku dan etnis, dan tidak hanya suku asli Osing, namun juga ada Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bali, hingga etnis Tionghoa dan Arab. Keragaman ini membuat Banyuwangi kaya akan tradisi dan budaya rakyat.
Di area Gesibu (lokasi kegiatan), terdapat stan-stan yang menyajikan seni budaya beragam suku dan etnis. Suku Jawa menampilkan pertunjukan wayang kulit, Bali dengan permainan musik bumbung rindik, Osing Banyuwangi menyuguhkan mocoan Lontar, disusul suku Mandar yang menampilkan tradisi pengantin adat.
"Inilah Banyuwangi, walaupun beragam suku dan etnis yang ada di dalamnya, namun warganya Insya Allah selalu rukun, guyub, dan saling membantu. Inilah modal Banyuwangi hingga beragam prestasi telah diraihnya," ujarnya.
Dalam festival ini, disajikan ritual penyatuan tanah dari masing-masing perwakilan suku, dan ritual ini menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga kerukunan di "Bumi Blambangan".
"Harapannya ini bisa menjadi sarana edukasi bagi generasi muda dalam memahami konsep toleransi dan bersinergi, sehingga mereka bisa terhindar dari intoleransi yang bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Festival Kebangsaan digelar selama empat hari sejak 16-19 November 2023, di areal Gesibu Blambangan dan Kampung Mandar. Tahun ini, festival kebangsaan mengangkat tema besar Selametan Bumi dengan tradisi adat Suku Mandar (Sulawesi Barat) yang diketahui mulai berdatangan ke Banyuwangi sejak abad ke-18 dan 19.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan ragam budaya, tradisi, dan adat istiadat dari berbagai suku yang ada di Banyuwangi tersaji pada malam puncak Festival Kebangsaan yang digelar di Gelanggang Seni Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Sabtu (18/11) malam.
"Festival Kebangsaan menjadi simbol kerukunan dalam keberagaman masyarakat Banyuwangi. Diikuti beragam suku dan etnis, pemuka lintas agama dan kelompok budaya. Seolah-olah miniatur Indonesia bisa kita lihat di sini," kata Bupati Ipuk dalam keterangannya, Ahad.
Menurut dia, Banyuwangi dikenal daerah multikultur yang dihuni oleh banyak suku dan etnis, dan tidak hanya suku asli Osing, namun juga ada Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bali, hingga etnis Tionghoa dan Arab. Keragaman ini membuat Banyuwangi kaya akan tradisi dan budaya rakyat.
Di area Gesibu (lokasi kegiatan), terdapat stan-stan yang menyajikan seni budaya beragam suku dan etnis. Suku Jawa menampilkan pertunjukan wayang kulit, Bali dengan permainan musik bumbung rindik, Osing Banyuwangi menyuguhkan mocoan Lontar, disusul suku Mandar yang menampilkan tradisi pengantin adat.
"Inilah Banyuwangi, walaupun beragam suku dan etnis yang ada di dalamnya, namun warganya Insya Allah selalu rukun, guyub, dan saling membantu. Inilah modal Banyuwangi hingga beragam prestasi telah diraihnya," ujarnya.
Dalam festival ini, disajikan ritual penyatuan tanah dari masing-masing perwakilan suku, dan ritual ini menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga kerukunan di "Bumi Blambangan".
"Harapannya ini bisa menjadi sarana edukasi bagi generasi muda dalam memahami konsep toleransi dan bersinergi, sehingga mereka bisa terhindar dari intoleransi yang bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Festival Kebangsaan digelar selama empat hari sejak 16-19 November 2023, di areal Gesibu Blambangan dan Kampung Mandar. Tahun ini, festival kebangsaan mengangkat tema besar Selametan Bumi dengan tradisi adat Suku Mandar (Sulawesi Barat) yang diketahui mulai berdatangan ke Banyuwangi sejak abad ke-18 dan 19.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023