Sejumlah akademisi Universitas Pertahanan melakukan riset atau penelitian dalam upaya percepatan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi.
 
Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana TNI (Purn) Prof. Marsetio mengemukakan bahwa Banyuwangi merupakan daerah yang mengalami kemajuan pesat dari berbagai bidang, termasuk sektor pariwisata.

"Salah satu alasan melakukan penelitian karena kami nilai Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki kebijakan cukup baik terkait pariwisata," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Salah seorang tim dosen peneliti Universitas Pertahanan Dr. Bayu Asih Yulianto yang turut dalam rombongan itu menyampaikan selain mendalami implementasi kebijakan pariwisata Banyuwangi, Unhan juga akan memberikan sejumlah rekomendasi untuk pengembangan pariwisata Banyuwangi.

Salah satunya, mereka akan melakukan kajian pengembangan wisata bahari di Banyuwangi dengan mempertimbangkan potensi wisatawan yang berasal dari Bali.

"Analisis dilakukan terhadap kemungkinan integrasi paket wisata Banyuwangi dan Bali Barat demi peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasihnya pada tim peneliti Universitas Pertahanan atas pemilihan Banyuwangi sebagai lokasi riset terkait pariwisata.

Menurut Ipuk, pariwisata memang sengaja dipilih oleh Banyuwangi sebagai lokomotif untuk mewujudkan kesejahteraan di Banyuwangi. Karena, sifat pariwisata yang multiplier effect, pariwisata akan mendorong berbagai sektor untuk tumbuh bersama.

"Kebijakan pariwisata ini menjadi payung bagi pembangunan di Banyuwangi. Dimana, tidak hanya Dinas Pariwisata yang mengurusnya, tapi semua SKPD juga turut serta mengambil peran untuk mewujudkan hal tersebut," katanya.

Dengan kebijakan itu maka pertumbuhan wisata di Banyuwangi dapat dicapai dengan cukup baik.

"Pertumbuhan pariwisata tersebut berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan dan penurunan angka kemiskinan," tuturnya.

Bupati Ipuk lalu mencontohkan bagaimana Banyuwangi konsisten melarang berdirinya hotel melati baru, dengan alasan memproteksi iklim usaha rakyat. Kebijakan ini mengafirmasi tumbuhnya homestay-homestay di desa yang dikelola oleh warga.

Dengan cara tersebut, secara perlahan ekonomi di daerah mulai bergeliat. Kunjungan wisatawan Banyuwangi dari tahun 2010 sekitar 670 ribu, kini terus melonjak tajam. Bahkan pada tahun 2018 dan 2019 sempat tercatat 5 juta wisatawan berlibur ke Banyuwangi.

"Pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi yang semula tahun 2010 Rp20,86 juta per tahun, pada 2023 menjadi Rp53,87 juta per tahun," kata Ipuk.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023