SMP Negeri 2 Pasongsongan merayakan hari ulang tahun ke-754 Kabupaten Sumenep di Provinsi Jawa Timur dengan memperkenalkan dan mengadakan lomba permainan tradisional dalam upaya menghidupkan kembali permainan tradisional.
"Kami memang ingin menghidupkan permainan-permainan tradisional itu kepada siswa-siswa kami," kata Kepala SMPN 2 Pasongsongan Suliatin di Sumenep, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa di sekolahnya tidak mengetahui permainan-permainan tradisional yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak seusia mereka.
Oleh karena itu, sekolah berupaya memperkenalkan dan melombakan permainan tradisional seperti addu pesapean (adu cepat sapi-sapian), dako atau dakon, dan permainan leker atau kelereng.
Baca juga: Bupati Fauzi borong pisang Kakek Horri di Fetsival Kuliner Sumenep
Selain permainan perorangan, ada juga permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok seperti bintel (lompat tali) dan bola kasti.
Siswa SMP Negeri 2 Pasongsongan umumnya menikmati permainan tradisional yang diperkenalkan dan dilombakan di sekolah, termasuk di antaranya Ziyadatu Najahatin.
"Lebih seru dan ramai, sekalian bisa kumpul dengan teman-teman. Bisa tertawa juga main-main seperti ini," katanya.
Upaya untuk menghidupkan kembali permainan tradisional ditujukan agar para siswa tak hanya terpaku pada gawai dan tidak banyak bermain sehingga kurang berinteraksi tatap muka dengan teman-teman sebaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami memang ingin menghidupkan permainan-permainan tradisional itu kepada siswa-siswa kami," kata Kepala SMPN 2 Pasongsongan Suliatin di Sumenep, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa di sekolahnya tidak mengetahui permainan-permainan tradisional yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak seusia mereka.
Oleh karena itu, sekolah berupaya memperkenalkan dan melombakan permainan tradisional seperti addu pesapean (adu cepat sapi-sapian), dako atau dakon, dan permainan leker atau kelereng.
Baca juga: Bupati Fauzi borong pisang Kakek Horri di Fetsival Kuliner Sumenep
Selain permainan perorangan, ada juga permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok seperti bintel (lompat tali) dan bola kasti.
Siswa SMP Negeri 2 Pasongsongan umumnya menikmati permainan tradisional yang diperkenalkan dan dilombakan di sekolah, termasuk di antaranya Ziyadatu Najahatin.
"Lebih seru dan ramai, sekalian bisa kumpul dengan teman-teman. Bisa tertawa juga main-main seperti ini," katanya.
Upaya untuk menghidupkan kembali permainan tradisional ditujukan agar para siswa tak hanya terpaku pada gawai dan tidak banyak bermain sehingga kurang berinteraksi tatap muka dengan teman-teman sebaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023