Peran hubungan masyarakat atau humas (public relation) di PT Pertamina (Persero) Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) sangat krusial dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Khususnya, mengenai ketersediaan maupun pasokan elpiji atau liquified petroleum gas (LPG) tabung 3 kilogram subsidi, termasuk juga dalam menginformasikan pasokan produk bahan bakar minyak (BBM) di wilayah kerjanya.

Sebagai sub holding di bidang commercial & trading, Pertamina Patra Niaga punya tugas mendistribusikan produk migas di hilir, seperti BBM, LPG, dan produk turunan lainnya.

Dalam memenuhi pasokan elpiji tabung 3 kilogram (subsidi), misalnya, peran humas di perusahaan milik negara (BUMN) itu menjadi sangat penting. Karena, elpiji subsidi pemerintah telah diatur dan diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, kerap gaduh ketika terjadi kelangkaan, yang disebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat.

Seperti kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram subsidi yang terjadi pada bulan Juli lalu di Banyuwangi, Jawa Timur. Berbagai platform media sosial ramai mengunggah informasi terkait dengan kelangkaan elpiji melon, diperkuat pula pemberitaan di media massa.

Baca juga: Pihak Polri menyelidiki penyebab ledakan kilang Pertamina Dumai

Di sinilah peran penting humas menyampaikan kepada publik penyebab kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram. Sehingga, kegaduhan informasi kelangkaan elpiji tidak semakin meluas, karena jika dibiarkan, situasi itu akan merusak citra perusahaan milik negara tersebut.

Demikian dilakukan oleh Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus Taufiq Kurniawan. Ia bersama dengan Sales Brand Manager Pertamina Banyuwangi Denny Nuhrahanto turun langsung memastikan ketersediaan pasokan elpiji melon, mulai dari agen hingga pangkalan LPG 3 kilogram.

Tak hanya turun dan memastikan ketersediaan elpiji subsidi di sejumlah pangkalan LPG di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Integreted Terminal Tanjung Wangi Banyuwangi juga menggelar operasi pasar elpiji tabung 3 kilogram selama sepekan dalam upaya menstabilkan kelangkaan akibat meningkatnya penggunaan elpiji.

Operasi pasar elpiji subsidi dilaksanakan di sejumlah titik, dan disiapkan sekitar 1.600 tabung per titik dengan harga eceran tertinggi Rp16.000 per tabung. Dalam kurun waktu sepekan setelah dilaksanakan operasi pasar, pasokan elpiji subsidi kembali normal.

Pertamina menambah pasokan elpiji tabung 3 kilogram menjadi 68.640 tabung, atau 32 persen dari jumlah kuota 52.000 tabung per hari, didistribusikan ke 1.700 pangkalan elpiji se-Banyuwangi.

Pasokan elpiji 3 kilogram di Banyuwangi mencapai 153-155 metricton per hari atau setara 52 ribu tabung elpiji 3 kilogram. Kuota tahun ini (2023) sama dengan tahun sebelumnya (2022).

Sejauh ini pasokan elpiji melon tidak ada perubahan dari bulan sebelumnya maupun tahun sebelumnya. Namun, terjadi peningkatan konsumsi di masyarakat, termasuk pula menjamurnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

"Sehingga kebutuhan elpiji 3 kilogram tidak seimbang dengan kuota yang telah ditetapkan pada tahun 2023," kata Sales Brand Manager Pertamina Banyuwangi Denny Nuhrahanto, pada suatu kesempatan.

Warga membeli elpiji wajib menggunakan atau membawa KTP elektronik (KTP-el) di pangkalan, hal ini sekaligus melakukan pendataan pengguna elpiji subsidi pemerintah.

Karena, tahun ini pemerintah sedang melakukan sosialisasi dan pendataan subsidi tepat elpiji, sesuai Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 37 tertanggal 27 Februari 2023.

Oleh karena itu, masyarakat membeli elpiji tabung 3 kilogram langsung ke pangkalan, karena pangkalan menjadi lembaga penyalur Pertamina tingkat akhir yang langsung melayani konsumen individu.

"Pangkalan juga diharuskan melayani konsumen individu. Perlu diketahui juga bahwa pangkalan resmi ditandai dengan papan nama pangkalan elpiji 3 kilogram dan disertakan call center 135," kata Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus Taufiq Kurniawan.

Pemilik Pangkalan Tumini Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Yudi Setijadi menyampaikan bahwa pasokan dari agen normal dan jual elpiji bersubsidi Rp16.000 per tabung sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Yudi mengaku bahwa setiap satu minggu sekali mendapat pasokan elpiji tabung 3 kilogram sebanyak 35 tabung untuk kebutuhan masyarakat di sekitar lokasi pangkalan.

"Warga membeli elpiji tabung 3 kilogram juga kami minta menggunakan atau membawa KTP elektronik (KTP-el) sekaligus melakukan pendataan pengguna elpiji subsidi pemerintah," katanya.

Sejauh ini, kelangkaan elpiji, khususnya tabung 3 kilogram, disebabkan meningkatnya pemakaian pada saat momen hari besar keagamaan. Pada momen tersebut, peningkatan penggunaan elpiji bisa mencapai tiga kali lipat.

Selain itu, kelangkaan elpiji juga disebabkan karena masih ada sebagian besar pelaku usaha, seperti rumah makan, industri rumahan, aparatur sipil negara (ASN), warga mampu dan lainnya, belum sadar dan masih menggunakan elpiji tabung 3 kilogram bersubsidi.

Kegaduhan informasi kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram di media sosial, dan diperkuat pemberitaan di media massa, menjadi tugas humas perusahaan milik negara itu untuk "meredam". Artinya, divisi humas segera menyampaikan informasi penyebab kelangkaan elpiji yang kerap terjadi.

Di sisi lain, karena setiap momen hari besar keagamaan terjadi peningkatan penggunaan elpiji, sehingga kebutuhan menjadi tidak seimbang dengan kuota yang sudah ditetapkan, maka menjadi evaluasi bagi Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus untuk menambah kuota khusus cadangan hari besar keagamaan.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023