Rektor bersama Ketua Senat Universitas Jember (Unej), Jawa Timur mengukuhkan lima guru besar yang fokus dengan tema pelestarian alam yang digelar di Gedung Auditorium kampus setempat, Rabu.

Kelima guru besar yang dikukuhkan yakni Prof. Sugeng Winarso yang merupakan guru besar bidang Kesuburan Tanah di Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, sedangkan empat profesor baru dari Fakultas Teknik yakni Prof. Mahros Darsin, Prof. Gusfan Halik, Prof. Entin Hidayah, dan Prof. Farid Ma’ruf.

"Dengan tambahan lima guru besar baru, kini Unej memiliki 66 guru besar. Jumlah ini akan bertambah, mengingat masih ada delapan dosen yang jabatan guru besarnya sudah turun dan menunggu untuk dikukuhkan dalam waktu dekat," kata Rektor Unej Iwan Taruna di Jember.

Dalam pidato pengukuhannya, Rektor Unej bersyukur mendapatkan tambahan guru besar baru dan tambahan guru besar menjadi modal bagi kampus Tegalboto untuk bersaing di tataran nasional bahkan internasional.

"Para guru besar diharapkan memacu riset dan menjadi panutan bagi koleganya, sehingga makin banyak dosen di Unej yang meraih jabatan guru besar," tuturnya.

Ia mengatakan tambahan guru besar itu akan menjadi energi bagi bahtera kampus dalam mengarungi lautan akademis guna berlayar menuju pulau perguruan tinggi yang berkualitas dunia.

Semua guru besar baik dari Fakultas Pertanian maupun Fakultas Teknik menyoroti tema besar pelestarian alam dan tema yang diangkat sudah sesuai dengan visi Unej yang ingin menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam pengembangan sains, teknologi, dan seni sembari tetap berwawasan lingkungan.

Sesuai tradisi dalam upacara pengukuhan guru besar, maka setiap profesor membacakan pidato ilmiah yang berkaitan dengan keilmuan yang di ampunya. Orasi ilmiah pertama disampaikan oleh Prof Sugeng Winarso dengan judul orasi ilmiah "Kesuburan Tanah Untuk Sumber Pangan dan Layanan Lingkungan".

Sugeng menyoroti kesuburan tanah yang makin menurun, padahal tanah adalah modal utama bagi dunia pertanian dan perkebunan yang hasil produksinya menghidupi umat manusia.

"Tanpa tanah yang subur maka pertanian dan perkebunan yang baik tak akan terwujud dan dipastikan maka manusia bakal kekurangan pangan. Sayangnya tanah masih dianggap benda mati belaka!," katanya.

Sementara itu dalam orasi ilmiahnya Prof. Gusfan Halik yang merupakan guru besar bidang teknik hidrologi mengingatkan semua pihak akan pentingnya menjaga dan melestarikan air. Pasalnya saat ini krisis air sudah melanda dunia baik untuk air bersih maupun untuk kebutuhan dasar lainnya.

"Penyebabnya bisa beragam, karena fenomena perubahan iklim, berubahnya peruntukan lahan serta kebijakan dan gaya hidup yang tidak mendukung pelestarian air," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023