Surabaya - Komunitas Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan (Kapal) mengajak masyarakat untuk diet tas plastik atau tidak lagi menggunakan tas "kresek" untuk kemudian diganti dengan tas kain. "Jangan lagi menggunakan tas plastik dalam kegiatan sehari-hari. Mari kita menggantinya dengan tas kain," ujar Pimpinan Kapal, Suparto Wijoyo kepada wartawan di Surabaya, Minggu. Dikatakannya, tas plastik tidak hanya berdampak negatif bagi lingkungan, namun juga sangat mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia. "Kalau kita menggunakan tas plastik, butuh waktu hingga 500 tahun agar satu tas plastik bisa terurai dengan alam. Bahkan makhluk hidup di dalam laut bisa mati gara-gara plastik yang mereka makan karena dikira ubur-ubur," tukasnya. Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya tersebut juga mengungkapkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa tas plastik berwarna, khususnya hitam dinilai sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk menyosialisasikan dan mengampanyekan ajakan menggunakan tas kain, Suparto Wijoyo bersama pemerhati lingkungan Jatim lainnya membagi-bagikan ratusan tas kain kepada pengendara jalan. Berlokasi di sekitar Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, para duta lingkungan mengingatkan bahayanya menggunakan tas plastik. "Selain ramah lingkungan, tas kain juga bisa digunakan lebih dari sekali. Kami tidak akan berhenti mengingatkan warga kota agar tidak memakai tas plastik lagi," kata pria yang akrab disapa Cak Parto tersebut. Sementara itu, bersama komunitas pencinta lingkungan di Jatim lainnya, pihaknya akan mendeklarasikan sekaligus memperkenalkan "Kapal" di muka umum. Dijadwalkan, deklarasi yang diikuti pelantikan pengurus tersebut dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti M. Hatta di Pasar Induk Agrobis Jemundo, Sidoarjo pada 25 Oktober 2011. "Diperkirakan akan hadir 1.000 pengabdi lingkungan yang tersebar di 38 kota/kabupaten se-Jatim. Kami berharap adanya 'Kapal' membuat lingkungan di Jatim lebih diperhatikan," ujar salah seorang pendiri "Kapal" Satrijo Wiweko. Dijelaskannya, secara garis besar kegiatan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan "Kapal" Jatim di antaranya kampung pelestari mata air, kerabat mata air, komunitas tanggap bencana, mitra penegak hukum lingkungan, kampung nol sampah, ganyang tas kresek, tambak ramah lingkungan, dan lain-lain.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011