Bojonegoro - Keuntungan petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), pada musim tanam tahun ini, dengan areal terpanen seluas 11.150 hektare, diperkirakan mencapai Rp150 miliar lebih. "Keuntungan sekitar Rp150 miliar tersebut, uang beredar yang diterima para petani, belum termasuk uang yang diterima pekerja di bidang pertembakauan dan yang lainnya, seperti pembuat tempat tembakau," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Khoirul Insan, Sabtu. Ia menjelaskan, berdasarkan perhitungan analisa usaha tani, dengan areal tanaman tembakau Vierginia Voor Oogst (VO) dan Jawa terpanen seluas 11.150 hektare, diperhitungkan harga tembakau kering rata-rata berkisar Rp23.000/kg dan daun basah Rp2.360/kg. Perhitungannya, lanjutnya, setelah melihat harga tembakau kering Virginia VO baik rajangan maupun krosok, tertinggi mencapai Rp33.000/kg, namun harga terendah ada yang berkisar Rp15.000/kg. Menurut dia, pada musim tanam tembakau 2011 ini, diperhitungan biaya sarana produksi mulai tanam, pembelian bibit, tenaga kerja, sejak awal tanam dan panen, termasuk pembelian pupuk, mencapai Rp13,935 juta/hektare. Ia menyebutkan, produksi rata-rata tanaman tembakau di daerah setempat, mencapai 8.251 kilogram daun basah/hektare. Dengan demikian, kalau dijual daun basah dengan harga Rp2.360/kg, pendapatan petani bisa mencapai Rp19 juta lebih. "Setelah dipotong biaya produksi, keuntungan petani kalau menjual daun basah berkisar Rp7 juta lebih, sebab biaya produksi tanpa pengolahan berkisar Rp12 juta lebih," katanya menjelaskan. Namun, lanjutnya, kalau tembakau tersebut diolah menjadi tembakau rajangan atau krosok, keuntungan petani bisa lebih tinggi. Diperhitungkan, dengan hasil rata-rata 1.238 kilogram/hektare tembakau kering, dengan harga rata-rata Rp23.000/kg, pendapatan petani mencapai Rp28,4 juta lebih/hektare. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011