Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota Surabaya mengusulkan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Cahyadi terhadap rumah sakit yang saat ini mulai dibangun pemerintah kota di kawasan timur kota setempat.
"Alhamdulillah penantian panjang masyarakat Surabaya Timur dan Selatan akan layanan dasar dalam bidang kesehatan sudah terjawab dengan dimulainya pembangunan RSUD," kata Ketua Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni saat menghadiri peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan RSUD Surabaya Timur di Rungkut, Surabaya, Kamis.
Pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada Wali kota Surabaya Eri Cahyadi yang telah menjawab keinginan masyarakat Surabaya Timur dan Selatan akan kebutuhan layanan kesehatan berupa RSUD.
Dengan pembangunan RSUD ini, kata Arif Fathoni, maka tidak ada lagi ketimpangan fasilitas pemerintah di seluruh wilayah Surabaya.
Hal ini mengingat selama ini masyarakat Surabaya Pusat dan Utara sudah memiliki RSUD Soewandhie, masyarakat Surabaya barat memiliki RSUD Bhakti Darma Husada (BDH).
"Sekarang di masyarakat Timur dan Selatan sudah memiliki RSUD. Saya mengusulkan rumah sakitnya diberikan nama RSUD Bakti Cahyadi (RBC)," katanya.
Selama proses pembangunan rumah sakit tersebut, ia meminta kepada kontraktor pelaksana untuk melibatkan masyarakat sekitar, seperti pemasok makan dan minum, dan lainnya.
"Ini agar uang APBD yang dikeluarkan memberikan kemanfaatan untuk warga sekitar," kata Toni, panggilan akrabnya.
Ketika disinggung mengenai polemik lelang RSUD Surabaya Timur, Toni mengatakan itu urusan elit, bagi kaum alit (masyarakat), RSUD ini harus segera terbangun, agar tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap masyarakat Surabaya Timur dan Selatan.
"Namun kami berharap kontraktor pelaksana membangun gedung ini dengan menjalankan doktrin asas pemerintahan yang baik, sehingga tidak ada praduga dari masyarakat," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pembangunan RSUD Surabaya Timur sebagai komitmen pemkot dalam pemerataan pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan. Rumah sakit tersebut sekaligus untuk melengkapi keberadaan dua rumah sakit sebelumnya, yakni RSUD Soewandhie dan RSUD BDH.
Eri berharap, dengan berdirinya RSUD Surabaya Timur tersebut, pemkot bisa memberikan pelayanan kesehatan lebih maksimal kepada masyarakat. Rencananya, RSUD Surabaya Timur dibangun dengan pelayanan unggulan untuk Ibu dan Anak.
"Nanti di Rumah Sakit Surabaya Timur kami lebih utamakan untuk ibu dan anak, tapi tetap untuk semua penyakit juga bisa dilayani. Dan rumah sakit ini ditargetkan tahun depan selesai, sehingga bisa dinikmati dan digunakan untuk melayani warga Surabaya," katanya.
RSUD Surabaya Timur dibangun di atas lahan seluas sekitar 5,3 hektare. Sementara untuk lahan pembangunan tahap awal, yakni 1,7 hektare.
Pembangunan RSUD dengan nilai kontrak mencapai Rp494 miliar itu memiliki jangka waktu pelaksanaan 360 hari kalender. RSUD ini ditargetkan rampung pada akhir September 2024.
RSUD Surabaya Timur memiliki luas bangunan sekitar 37 ribu meter persegi, yang terdiri atas dua tower dan podium. Masing-masing tower bangunan itu terdiri atas delapan lantai, dan berkapasitas total seluruhnya 257 bed (tempat tidur).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Alhamdulillah penantian panjang masyarakat Surabaya Timur dan Selatan akan layanan dasar dalam bidang kesehatan sudah terjawab dengan dimulainya pembangunan RSUD," kata Ketua Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni saat menghadiri peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan RSUD Surabaya Timur di Rungkut, Surabaya, Kamis.
Pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada Wali kota Surabaya Eri Cahyadi yang telah menjawab keinginan masyarakat Surabaya Timur dan Selatan akan kebutuhan layanan kesehatan berupa RSUD.
Dengan pembangunan RSUD ini, kata Arif Fathoni, maka tidak ada lagi ketimpangan fasilitas pemerintah di seluruh wilayah Surabaya.
Hal ini mengingat selama ini masyarakat Surabaya Pusat dan Utara sudah memiliki RSUD Soewandhie, masyarakat Surabaya barat memiliki RSUD Bhakti Darma Husada (BDH).
"Sekarang di masyarakat Timur dan Selatan sudah memiliki RSUD. Saya mengusulkan rumah sakitnya diberikan nama RSUD Bakti Cahyadi (RBC)," katanya.
Selama proses pembangunan rumah sakit tersebut, ia meminta kepada kontraktor pelaksana untuk melibatkan masyarakat sekitar, seperti pemasok makan dan minum, dan lainnya.
"Ini agar uang APBD yang dikeluarkan memberikan kemanfaatan untuk warga sekitar," kata Toni, panggilan akrabnya.
Ketika disinggung mengenai polemik lelang RSUD Surabaya Timur, Toni mengatakan itu urusan elit, bagi kaum alit (masyarakat), RSUD ini harus segera terbangun, agar tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap masyarakat Surabaya Timur dan Selatan.
"Namun kami berharap kontraktor pelaksana membangun gedung ini dengan menjalankan doktrin asas pemerintahan yang baik, sehingga tidak ada praduga dari masyarakat," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pembangunan RSUD Surabaya Timur sebagai komitmen pemkot dalam pemerataan pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan. Rumah sakit tersebut sekaligus untuk melengkapi keberadaan dua rumah sakit sebelumnya, yakni RSUD Soewandhie dan RSUD BDH.
Eri berharap, dengan berdirinya RSUD Surabaya Timur tersebut, pemkot bisa memberikan pelayanan kesehatan lebih maksimal kepada masyarakat. Rencananya, RSUD Surabaya Timur dibangun dengan pelayanan unggulan untuk Ibu dan Anak.
"Nanti di Rumah Sakit Surabaya Timur kami lebih utamakan untuk ibu dan anak, tapi tetap untuk semua penyakit juga bisa dilayani. Dan rumah sakit ini ditargetkan tahun depan selesai, sehingga bisa dinikmati dan digunakan untuk melayani warga Surabaya," katanya.
RSUD Surabaya Timur dibangun di atas lahan seluas sekitar 5,3 hektare. Sementara untuk lahan pembangunan tahap awal, yakni 1,7 hektare.
Pembangunan RSUD dengan nilai kontrak mencapai Rp494 miliar itu memiliki jangka waktu pelaksanaan 360 hari kalender. RSUD ini ditargetkan rampung pada akhir September 2024.
RSUD Surabaya Timur memiliki luas bangunan sekitar 37 ribu meter persegi, yang terdiri atas dua tower dan podium. Masing-masing tower bangunan itu terdiri atas delapan lantai, dan berkapasitas total seluruhnya 257 bed (tempat tidur).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023