Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merasa bangga dengan TNI yang mampu menampilkan jati dirinya sebagai tentara profesional, patriot NKRI sejati, dan kekuatan pertahanan negara Indonesia yang disegani di dunia internasional.
"Dirgahayu ke-78 TNI, TNI patriot NKRI," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, TNI semakin memperkuat jati dirinya sebagai tentara yang semakin profesional dan dengan postur semakin membanggakan. Ke depan, Hasto berharap kekuatan pertahanan negara Indonesia dibangun dengan cara pandang geopolitik.
Dalam cara pandang geopolitik Soekarno, menurut dia, kekuatan pertahanan dibangun sebagai pembauran dari instrumen kekuatan nasional berkaitan dengan kepentingan nasional, politik, sains dan teknologi, teritorial, koeksistensi damai, sumber daya alam, demografi, serta militer.
Baca juga: HUT ke-78 TNI, Monas jadi ajang unjuk kekuatan pasukan dan alutsista
Tak hanya itu, lanjutnya, doktrin, strategi, dan postur pertahanan juga harus didasarkan pada jati diri Indonesia sebagai negara kelautan yang menyatukan kepulauan, serta proaktif menjadi fasilitator perdamaian dalam berbagai konflik geopolitik.
"Cara pandang geopolitik tersebut membuat kekuatan pertahanan negara mengabdi pada kepentingan nasional yang senapas dengan upaya menjaga perdamaian dunia," tambahnya.
Dengan misi menjaga perdamaian dunia dan mengikis berbagai bentuk imperialisme dan kolonialisme tersebut, Hasto mengatakan kekuatan pertahanan Indonesia dapat dibangun dengan memahami konstelasi global.
"Diplomasi pertahanan, diplomasi luar negeri, perdagangan, diplomasi budaya dan lain-lain harus menyatu menjadi satu kesatuan perjuangan bagi kepentingan nasional Indonesia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dirgahayu ke-78 TNI, TNI patriot NKRI," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, TNI semakin memperkuat jati dirinya sebagai tentara yang semakin profesional dan dengan postur semakin membanggakan. Ke depan, Hasto berharap kekuatan pertahanan negara Indonesia dibangun dengan cara pandang geopolitik.
Dalam cara pandang geopolitik Soekarno, menurut dia, kekuatan pertahanan dibangun sebagai pembauran dari instrumen kekuatan nasional berkaitan dengan kepentingan nasional, politik, sains dan teknologi, teritorial, koeksistensi damai, sumber daya alam, demografi, serta militer.
Baca juga: HUT ke-78 TNI, Monas jadi ajang unjuk kekuatan pasukan dan alutsista
Tak hanya itu, lanjutnya, doktrin, strategi, dan postur pertahanan juga harus didasarkan pada jati diri Indonesia sebagai negara kelautan yang menyatukan kepulauan, serta proaktif menjadi fasilitator perdamaian dalam berbagai konflik geopolitik.
"Cara pandang geopolitik tersebut membuat kekuatan pertahanan negara mengabdi pada kepentingan nasional yang senapas dengan upaya menjaga perdamaian dunia," tambahnya.
Dengan misi menjaga perdamaian dunia dan mengikis berbagai bentuk imperialisme dan kolonialisme tersebut, Hasto mengatakan kekuatan pertahanan Indonesia dapat dibangun dengan memahami konstelasi global.
"Diplomasi pertahanan, diplomasi luar negeri, perdagangan, diplomasi budaya dan lain-lain harus menyatu menjadi satu kesatuan perjuangan bagi kepentingan nasional Indonesia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023