Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung mengonfirmasikan bahwa serapan pupuk bersubsidi di daerah itu selama kurun Januari hingga akhir Agustus 2023 baru mencapai 67 persen, sehingga perlu dioptimalkan lagi agar kuota 27.048 ton bisa terserap 100 persen pada akhir 2023.

"Update datanya masih berjalan. Namun per akhir Agustus kemarin volume serapannya sudah mencapai 67 persen," kata Kabid Penyuluhan Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Triwidyo Agus Basuki di Tulungagung, Sabtu.

Menuru dia, banyak pupuk bersubsidi yang dititipkan di kios-kios atau agen di desa-desa belum diambil oleh petani.

"Bukan karena petani tidak butuh atau tidak membutuhkan. Namun lebih dikarenakan mereka (petani) tidak bisa mengambil lantaran data diri petani bersangkutan belum masuk dalam sistem e-katalog," ucapnya.

"Belum diambilnya pupuk tersebut lantaran berbagai macam alasan seperti petani yang belum memasuki masa tanam (MT) atau bahkan petani belum bisa mengambil lantaran terkendala update sistem," katanya menambahkan.

Dijelaskan, total e-alokasi sebanyak 27.048 ton. Kemudian untuk pupuk jenis NPK sendiri sudah tersalurkan sebanyak 11.824 ton atau mencapai 68 persen dari total e-alokasi sebanyak 17.123 ton.

Sedangkan, untuk sisa alokasinya sendiri, berdasarkan data e-Alokasi, untuk pupuk Urea masih menyisakan sebanyak 8.803 ton, NPK sebanyak 5.298 ton dan NPK khusus kakao sebanyak 68 ton.

Lalu, pupuk NPK khusus kakao sudah tersalurkan sebanyak 20 ton atau mencapai 23 persen dari total e-alokasi sebanyak 88 ton.

"Untuk urea alokasi kelebihan sekitar 2.000-an ton dari total alokasi 30 ton dan rencananya akan kami kembalikan ke pemerintah pusat. Kalau untuk NPK justru kebutuhannya kurang," ujarnya.

Ia lalu mencontohkan kasus di Kecamatan Tanggunggunung yang hanya ada MT-1 (musim tanam 1) dan MT-3 (musim tanam 3) sehingga pupuknya belum diambil.

"Kami juga dapat laporan kalau ada petani yang tidak bisa ambil pupuk karena setelah pembaruan sistem, nama penerimanya belum muncul di aplikasi t-pubers," paparnya.

Demi mengatasi permasalahan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pupuk Indonesia untuk memberikan solusi bagi para petani yang mengalami kendala setelah pembaruan sistem tersebut.

Mengingat sebenarnya sudah tersedia di masing-masing kios dan menunggu pemiliknya datang mengambil.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023