Surabaya - Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) khawatir pertumbuhan penyelenggara pameran asal asing mengancam perkembangan penyelenggara pameran lokal. "Kekhawatiran ini memang belum terjadi meskipun era perdagangan bebas sudah mulai. Namun, dengan adanya 'ACFTA' pengusaha luar negeri bisa menyelenggarakan pameran di Tanah Air," kata Ketua Umum Asperapi, Efi Setiabudi, ditemui di "Jatim Fair 2011", di Surabaya, Sabtu. Potensi pengusaha pameran asing tersebut, jelas dia, di antaranya asal Hong Kong dan Singapura. Kini, mereka siap masuk ke pasar domestik dan mengadakan pameran skala internasional. "Untuk itu, kami imbau agar di tiap daerah di penjuru Nusantara segera tumbuh penyelenggara pameran yang sifatnya lokal," ujarnya. Upaya itu, kata dia, dapat menjadi penangkal masuknya penyelenggara pameran asal luar negeri. Dengan syarat, penyelenggara pameran lokal wajib memiliki kualitas dan kinerja yang profesional. "Bahkan, perlu mempunyai konsep cemerlang saat mengadakan pamerannya sehingga pasar nasional tertarik untuk berkunjung," katanya. Pertumbuhan penyelenggara pameran skala lokal, ujarnya, sangat bagus bagi perkembangan perekonomian di Indonesia tetapi harus bisa menjaga agar persaingan industrinya sehat. "Saat ini banyak penyelenggara pameran yang muncul. Akan tetapi mayoritas masih menerapkan pameran dengan konsep 'business to customer' atau minim yang 'business to business'," imbuhnya. Padahal, terang dia, yang paling mendatangkan keuntungan besar bagi penyelenggara pameran adalah konsep "business to business". Bahkan, dapat mengembangkan bisnis pameran mereka. "Di sisi lain, kini ada juga penyelenggara pameran yang 'hit and run' sehingga mencederai industri pameran," katanya. Mengenai perkembangan industri pameran di Indonesia, ia optimistis, pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan signifikan. Apalagi, tahun depan lokasi diadakannya pameran akan menyebar di berbagai kota di Tanah Air. "Khusus di Surabaya, perkembangan industri pameran sangat pesat menyusul banyaknya gedung pameran yang memadai seperti Gramedia Expo, Jatim Expo, dan Grand City," katanya. Ia memprediksi, industri pameran secara nasional tumbuh 10 persen pada tahun 2012 mengingat semakin kondusifnya situasi politik di Indonesia. Kalau tahun ini, pihaknya meyakini angka pertumbuhannya juga 10 persen. "Sampai akhir tahun 2011, di dalam negeri ada sekitar 200 pameran. Kegiatan tersebut diadakan oleh anggota kami yang terdiri dari 370 perusahaan, baik 'organizer', hotel, maupun pemasok," katanya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011