Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kediri memfokuskan untuk melakukan penyerapan beras yang diperuntukkan komersil menyusul harga beras yang di pasaran mahal.

"Kami masih menyerap, saat ini menyerap pola komersil, sebab untuk PSO tidak bisa dipatok HPP. Kalau HPP gabah kering panen Rp5.000 per kilogram· Yang komersial tergantung pasar, ini sudah Rp7.400 per kilogram," kata Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Kediri Imam Mahdi di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan stok di gudang Bulog Kediri saat ini ada 6.900 ton. Jumlah itu masih ditambah dengan stok beras impor 7.000 ton. Dengan stok yang ada, masih cukup hingga lebaran tahun depan.

Pihaknya menyalurkan beras program bantuan pangan dan SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan), baik melalui toko di pasar tradisional maupun kegiatan operasi pasar yang digelar bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, Bulog Kediri juga menjual beras premium.

Namun, ia menyebut harga beras premium juga relatif terjangkau, yakni ada yang Rp63.500 per 5 kilogram, kemudian Rp65.500 per kilogram. Sedangkan beras SPHP dijual dengan harga Rp52.000 per 5 kilogram. Sedangkan, di pasaran harga beras saat ini sudah Rp14.000 per kilogram.

Pihaknya juga menambahkan saat ini antara produksi dan konsumsi tidak seimbang, sehingga harga beras naik. Bulog terus berupaya melakukan penyerapan beras petani sehingga stok untuk pangan tercukupi.

"Per minggu produksi beras komersil bisa hingga 30 ton. Jenis berasnya sama, yang premium butir ada proses pemolesan. Kami juga ambil langsung dari petani," kata dia.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat di Kediri menegaskan bahwa stok beras yang ada Jatim cukup hingga tahun depan. Masyarakat diimbau tidak melakukan pembelian secara berlebihan.

"Produksi padi di Jatim year-on-year (YOY) September 2022-September 2023 surplus 9,23 persen," katanya.

Ia mengakui saat ini harga beras sudah di atas harga eceran tertinggi (HET), termasuk di Jatim. Tingginya harga beras saat ini turut dipengaruhi gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) yang saat tiba di penggilingan harganya sudah di atas HET.

Kendati di Jatim surplus beras, ternyata tidak berpengaruh pada harga sehingga dikhawatirkan masyarakat justru akan melakukan pembelian berlebihan karena dianggap mengalami defisit logistik, padahal tidak.

Pemprov Jatim juga intensif menggelar operasi pasar murah sebagai upaya stabilisasi harga beras dengan berkeliling ke daerah-daerah. Di Kediri merupakan titik ke-20 dalam operasi tersebut.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023