Surabaya - Pusat Kebudayaan Prancis "CCCL" Surabaya mengajak publik Kota Pahlawan begadang menonton beragam film asal Negara Menara Eiffel karena besarnya minat masyarakat memberikan apresiasi terhadap karya seni tersebut. Atase Pers "CCCL" Surabaya, Pramenda Krishna A, Senin, menjelaskan, kegiatan yang diadakan dengan jalinan kerja sama Independen Film Surabaya (INFIS) dan Centre Culturel et Cooperation Lingistique (CCCL) Surabaya mengadopsi konsep "Nuit Blanche" (Sleepless Night) disebut "Surabaya Begadang: Sunset to Sunrise". "Agenda tersebut akan dilaksanakan pada hari Jumat 7 Oktober 2011 antara pukul 19.00 WIB sampai fajar menyingsing," ujarnya, terkait rencana pelaksanaan "Surabaya Begadang: Sunset to Sunrise" di Surabaya. Ia mengaku, acara tersebut dilaksanakan untuk pertama kalinya di Surabaya dengan tema sinema. "Aktivitas ini terinspirasi oleh acara tahunan yang diadakan di kota Paris, Nuit Blanche (baca: nui blongch), yang digelar semalam suntuk hingga pagi menjelang," katanya. Untuk menarik minat penggemar seni, urai dia, kegiatan itu diadakan dengan menyuguhkan berbagai aktivitas seni berkualitas dan menghibur publik. "Film-film yang akan kami putar antara lain film panjang dan pendek, indie, dengan beragam genre," katanya. Ia menyebutkan, berbagai genre yang disuguhkan ke publik Surabaya di antaranya komedi animasi dan horor. "Agar suasana begadang semakin seru, kami siap menggelar berbagai hiburan, seperti lomba foto sepanjang malam, bahkan di antara pemutaran film akan kami tampilkan pentas seni, musik akustik, dan permainan," katanya. Ia menambahkan, masyarakat Surabaya memiliki peluang terbuka untuk menonton film semalam suntuk di kebun "CCCL dan tanpa biaya apa pun. "Sementara itu, 'Nuit Blanche' dapat diterjemahkan sebagai malam begadang," katanya. Di kota Paris, lanjut dia, "Nuit Blanche" merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan berbagai acara seni misalnya seni instalasi, seni rupa, pertunjukan musik, film, dan tarian. Kegiatan tersebut dilakukan di berbagai tempat contoh museum, galeri seni, institusi kesenian, dan di pinggir jalan. "Kini, ide festival seni pada malam hari memasuki tahun ke-10. Bahkan, konsep acara ini telah menyebar ke berbagai negara di lebih dari 120 kota, termasuk beberapa kota penting Eropa seperti Brussels, Roma, Madrid, dan Bucharest," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011