Bojonegoro - Kekeringan yang melanda Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak mempengaruhi tanaman padi pada musim panen Oktober ini, sebab sebelum datang kemarau, sudah dilakukan antisipasi sosialisasi mengenai pola tanam. "Sebelum masuk kemarau, sudah kami antisipasi dengan sosialisasi kepada para petani di daerah irigasi teknis, untuk tidak menanam padi," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Sabtu. Ia menjelaskan, sosialisasi dilakukan kepada para petani di daerah irigasi teknis Waduk Pacal di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Sumberrejo, Kapas, Balen dan Kanor, diminta tidak menanam padi. Para petani di daerah irigiasi Waduk Pacal, dengan luas areal pertanian 16.000 hektare lebih, pada musim tanam (MT) kemarau, diminta tidak menanam padi. Sebagian besar petani menanam palawija, kedelai, tembakau, dan sebagian lainnya membiarkan tanahnya kosong. "Ada memang petani di daerah irigasi Waduk Pacal yang tetap nekad menanam padi, hanya tidak banyak," katanya tanpa menyebutkan luasnya. Menurut dia, areal tanaman padi yang ditanam petani itulah yang kemungkinan terkena dampak pengaruh kekeringan, karena tidak bisa secara optimal mendapatkan air irigasi Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. "Kalau luasnya, perkiraan hanya seratusan hektare," katanya menambahkan. Di lain tempat, lanjutnya, tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo dan tanaman padi yang memanfaatkan air tanah dengan sistem pompa tidak mengalami kekeringan. Luas tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo, mulai Kecamatan Margomulyo, di wilayah barat, hingga di Kecamatan Baureno, di wilayah timur, berkisar 15.000 hektare. Sementara itu, luas areal tanaman padi yang memanfaatkan air tanah luasnya berkisar 5.000 hektare. Tanaman padi tersebut, lanjutnya, memasuki Oktober ini, mulai panen dan para petani tersebut, dianjurkan tetap menanam padi kembali, untuk menghindari tanaman padinya diterjang banjir sebelum panen. Ia menambahkan, panen tanaman padi yang berlangsung di wilayahnya itu, mampu menahan laju harga beras di Bojonegoro yang terus merangkak naik. "Kalau tidak ada panen, kemungkinan harga beras masih terus merangkak naik," katanya menambahkan.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011