Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan bahwa kunci bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bisa naik kelas atau memperbesar skala usaha, salah satunya dengan penguatan literasi digital.
Dalam kunjungan kerja di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, Ida mengatakan bahwa sektor UMKM di dalam negeri memiliki kontribusi luar biasa terhadap perekonomian Indonesia, mencapai Rp8.573 triliun sumbangan sektor itu terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021.
"Penggunaan teknologi seperti handphone, kebanyakan masih dipergunakan untuk media sosial, sedikit sekali angkanya yang dipergunakan untuk pengembangan UMKM," kata Ida.
Ida menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) jumlah UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai 64,2 juta yang memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
Menurutnya, kontribusi UMKM di Indonesia mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi. Namun, masih ada catatan untuk menumbuhkan UMKM dengan baik.
"Kita masih memiliki beberapa catatan yang masih harus terus kita upayakan agar mereka tumbuh dengan baik," tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha skala mikro tersebut, yakni akses terhadap keuangan masih rendah, kemampuan untuk melakukan promosi, serta pemanfaatan teknologi juga masih belum optimal.
"Karena tantangan yang kita hadapi adalah, akses mereka terhadap keuangan masih rendah, kemampuan promosi, infrastruktur dan teknologi, ini yang menjadi kendala," ujarnya.
Dengan sejumlah tantangan tersebut, lanjutnya, membutuhkan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan termasuk dari sektor swasta, untuk meningkatkan kemampuan UMKM melalui literasi keuangan, perbankan, sektor digital dan lainnya.
"Kalau semua perusahaan memiliki komitmen seperti ini (membantu UMKM), saya kira, kita bisa mengangkat mereka dari kondisi ultra mikro, naik ke mikro, naik ke kecil, dan akan semakin besar," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Direktur Bentoel Group William Lumentut mengatakan bahwa pihaknya selaku korporasi besar di Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan UMKM khususnya dari sisi literasi digital.
Program literasi digital kepada UMKM tersebut, lanjutnya, sudah dilakukan sejak 2019 dengan memberikan berbagai pelatihan kepada pelaku usaha mikro termasuk memberikan bantuan peralatan berupa laptop untuk mendukung pengembangan UMKM.
"Kita memang agak sedikit unik, kita bantu mereka dari sisi digitalisasi. Pengelolaan bisnis dan marketing secara digital, karena itu akan membantu pengembangan bisnis mereka," imbuhnya.
Ia menambahkan, saat ini memang pihaknya masih fokus untuk membantu pengembangan UMKM yang berada di wilayah Malang, namun untuk jangka panjang tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakan program serupa pada skala yang lebih luas.
"Fokus sekarang memang banyak di Malang, tapi tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan keluar dari Malang, di Jawa Timur, termasuk Indonesia," jelasnya.
Pengembangan UMKM melalui literasi digital tersebut, difokuskan pada UMKM yang saat ini masih bergerak secara konvensional. Ia menambahkan, pihaknya membantu pelaku usaha skala mikro tersebut untuk bisa mengakses platform marketplace untuk memperluas pasar.
"Kami membantu produk lokal UMKM dengan memberikan pelatihan, sebelumnya mereka belum bisa masuk ke marketplace, pembayaran konvensional, mereka bisa memanfaatkan platform tersebut," katanya.
Sejauh ini, Bentoel Group telah melaksanakan kegiatan literasi digital bagi pelaku UMKM sejak 2019, termasuk menyalurkan bantuan berupa laptop untuk mendukung proses pengembangan usaha. Hingga saat ini, kurang lebih sebanyak 500 pelaku usaha telah mendapatkan bantuan itu.
Ke depan, perusahaan tersebut akan terus melanjutkan program literasi digital bagi UMKM dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak untuk memberikan dampak maksimal bagi pelaku usaha mikro di dalam negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023