Surabaya - Tim Pengelola Sementara (TPS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) menyatakan satwa di KBS terancam punah jika menurunnya kondisi kesehatan satwa yang ada saat ini tidak segera dicarikan solusi. Ketua TPS KBS, Toni Sumampau mengatakan dalam rentang waktu tiga hingga lima tahun ke depan, satwa koleksi KBS terancam punah lantaran banyak satwa yang terancam mati karena kondisi kebun binatang yang mengenaskan. "Hal ini sudah pernah kami paparkan saat workshop 2010. Selama ini sudah terjadi banyak hewan yang mati karena terkena berbagai macam penyakit," kata Toni Sumampouw saat dengar pendapat di ruang Komisi A DPRD Surabaya, Kamis. Menurut dia, tanda-tanda kematian hewan ini sudah dapat diketahui, seperti ada beberapa burung yang kini susah mengepakkan sayapnya karena sempitnya kandang. Demikian juga dengan beruang yang sekarang terkena kanker kulit, lalu jerapah yang hidup sendirian dengan kondisi kakinya kurang sehat, serta ada harimau yang lumpuh. "Persoalan itu muncul terkait dengan kondisi kandang yang mengenaskan dan satwanya mengalami kelebihan. Tentu perlu pembangunan kebun binatang yang menyeluruh. Kami sudah pernah berhitung pembangunan itu diperkirakan menghabiskan anggaran Rp90 miliar," ujarnya. Sebenarnya, lanjut dia, pihak pengelola berencana untuk melakukan perbaikan, namun pihaknya tidak mengeluarkan anggaran terlalu banyak karena takut disoroti berbagai pihak. Di sisi lain juga karena pengelola ini sifatnya sementara. "Kami sudah pernah melakukan koordinasi dengan pemkot, bahkan kami juga pernah membuat konsep KBS ke depan. Namun kini kami tidak pernah lagi diajak koordinasi, dan tiba-tiba muncul proposal pembangunan KBS," cetusnya. Anggota Komisi A Adies Kadir mengatakan KBS di bawah pengelola sementara memang banyak kemajuan, di antaranya adalah ada perbaikan beberapa kandang, keuangan yang semakin sehat. Hanya saja, langkah besar belum dilakukan pengelola yaitu melakukan pembangunan secara total. Namun, pihaknya menyadari karena posisi pengelola yang bersifat sementara. "Kami meminta agar perlunya koordinasi lagi antara pemkot dengan pengelola KBS sementara. Jika memang ada yang menghalangi komunikasi antara pengelola dengan wali kota, maka perlu diungkap di sini," ucapnya. Anggota Komisi A lainnya Erik Tahalele mengatakan jika memang KBS ini sedang "overload", maka sebaiknya satwa itu diberikan ke pihak lain agar KBS tidak penuh sesak, sedangkan hewan yang ada bisa berkembang dengan baik.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011