Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep mulai menyalurkan air bersih bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) ke sejumlah desa terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih di wilayah itu.

"Selain BPBD, penyaluran air bersih bantuan Pemprov Jatim ke desa-desa terdampak kekeringan kali ini juga melibatkan TNI dari Kodim 0827 Sumenep," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi di Sumenep, Rabu.

Salah satu desa terdampak kekeringan yang menjadi sasaran bantuan air bersih Pemprov Jatim itu adalah Desa Prancak di Kecamatan Pasongsongan, Sumenep. BPBD bersama TNI menyalurkan dua armada tangki ke desa itu. 

Menurut Wahyu, Desa Prancak merupakan satu dari 51 desa yang tersebar di 18 kecamatan yang terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini.

Kabupaten Sumenep terdiri atas 334 desa/kelurahan di 27 kecamatan dengan rincian 18 kecamatan di daratan dan sembilan di kepulauan.

Baca juga: Pemkab Sumenep datangkan ahli geologi selidiki dentuman

Sesuai data BPBD Sumenep, pada seluruh kecamatan di wilayah kepulauan terdapat desa yang berpotensi kekeringan. Sementara di wilayah daratan, sembilan dari 18 kecamatan memiliki desa yang berpotensi kekeringan.

Jumlah desa yang kini dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih di 18 kecamatan itu bervariasi. Batu Putih, kata dia, menjadi kecamatan (daratan) yang memiliki desa terbanyak yang mengalami kekeringan yakni 10 desa.

Sesuai data di BPBD Sumenep, dari 51 desa sebanyak sembilan desa dinyatakan kering kritis dan sisanya sebanyak 42 desa berstatus kering langka.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sedangkan yang dimaksud dengan kekeringan langka, jika kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Kepala BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi lebih lanjut menjelaskan sesuai surat dari Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya pada Mei 2023, awal musim kemarau di wilayah utara dan tengah Kabupaten Sumenep diperkirakan pada April dasarian III dan di wilayah timur pada April dasarian I.

Sementara untuk puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus di wilayah utara dan tengah dan di wilayah timur pada September.

"Jadi, sesuai dengan perkiraan BMKG itu. Saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau," katanya.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023