Wakil Direktur Kadin Institute Prof. Tomy Kayhatu menyebut industri media kini serius membenahi sistem pemagangan dengan mengirim perwakilannya mengikuti Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional - Kualifikasi Dasar (AdAIB) yang diadakan Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur.
"Yang menarik, ada sejumlah industri media yang juga mengikutkan perwakilannya. Ini menandakan bahwa industri media pun serius dalam membenahi sistem pemagangan di perusahaan mereka," kata Prof. Tomy Kayhatu di Surabaya, Jumat.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim itu mengatakan keseriusan media menjadi angin segar bagi SMK yang miliki jurusan teknologi digital dan informasi.
"Apalagi sekarang zamannya digitalisasi, beragam inovasi teknologi telah dikembangkan. Saluran informasi pun juga kian beragam, termasuk melalui media sosial seperti IG, tiktok dan juga podcast," ujarnya.
Menurut dia, kesiapan industri dalam menerima pemagangan memang menjadi kunci utama keberhasilan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang digaungkan pemerintah sehingga pelatihan AdAIB ini menjadi penting agar industri paham yang harus dilakukan ketika menerima siswa magang.
"Kalau dulu ada anak magang, industri tidak tahu disuruh apa karena mereka tidak paham ilmunya, tidak paham sistemnya. Bahkan, siswa magang dianggap mengganggu proses produksi, sehingga industri tidak mendapatkan apa-apa, siswa magang pun juga sama, tidak dapat apa-apa," ujarnya.
Padahal, kata dia, program pemagangan ini akan memberikan beragam manfaat bagi industri yang mengikuti.
Selain akan mendapatkan keringanan pajak seperti yang dijanjikan pemerintah, juga akan memudahkan industri dalam melakukan perekrutan tenaga kerja.
Program ini, lanjutnya, juga untuk menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi di tahun 2034, di mana jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 juta orang.
Terlebih saat ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya mengembangkan industri hilir atau Industri sekunder yang harus didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang akan mengisi.
"Kalau tenaga kerja kita tidak memiliki kualitas dan tidak memiliki daya saing, maka tidak akan ada penempatan. Dan ini akan menjadi bencana demografi," ujarnya,
Pada kesempatan yang sama, Instruktur Kadin Institute Darno mengungkapkan bahwa pelatihan kali ini adalah rangkaian dari program Kadin Capacity Development (KCD). Peserta tidak hanya diberikan pelatihan tingkat dasar tetapi juga program perbaikan kemitraan (Propermi).
"Program perbaikan kemitraan ini diberikan Kadin Jatim kepada 40 perusahaan secara bertahap. Saat ini ada 20 perusahaan yang mendapatkan pendampingan, selanjutnya akan 20 perusahaan lain lagi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Yang menarik, ada sejumlah industri media yang juga mengikutkan perwakilannya. Ini menandakan bahwa industri media pun serius dalam membenahi sistem pemagangan di perusahaan mereka," kata Prof. Tomy Kayhatu di Surabaya, Jumat.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim itu mengatakan keseriusan media menjadi angin segar bagi SMK yang miliki jurusan teknologi digital dan informasi.
"Apalagi sekarang zamannya digitalisasi, beragam inovasi teknologi telah dikembangkan. Saluran informasi pun juga kian beragam, termasuk melalui media sosial seperti IG, tiktok dan juga podcast," ujarnya.
Menurut dia, kesiapan industri dalam menerima pemagangan memang menjadi kunci utama keberhasilan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang digaungkan pemerintah sehingga pelatihan AdAIB ini menjadi penting agar industri paham yang harus dilakukan ketika menerima siswa magang.
"Kalau dulu ada anak magang, industri tidak tahu disuruh apa karena mereka tidak paham ilmunya, tidak paham sistemnya. Bahkan, siswa magang dianggap mengganggu proses produksi, sehingga industri tidak mendapatkan apa-apa, siswa magang pun juga sama, tidak dapat apa-apa," ujarnya.
Padahal, kata dia, program pemagangan ini akan memberikan beragam manfaat bagi industri yang mengikuti.
Selain akan mendapatkan keringanan pajak seperti yang dijanjikan pemerintah, juga akan memudahkan industri dalam melakukan perekrutan tenaga kerja.
Program ini, lanjutnya, juga untuk menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi di tahun 2034, di mana jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 juta orang.
Terlebih saat ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya mengembangkan industri hilir atau Industri sekunder yang harus didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang akan mengisi.
"Kalau tenaga kerja kita tidak memiliki kualitas dan tidak memiliki daya saing, maka tidak akan ada penempatan. Dan ini akan menjadi bencana demografi," ujarnya,
Pada kesempatan yang sama, Instruktur Kadin Institute Darno mengungkapkan bahwa pelatihan kali ini adalah rangkaian dari program Kadin Capacity Development (KCD). Peserta tidak hanya diberikan pelatihan tingkat dasar tetapi juga program perbaikan kemitraan (Propermi).
"Program perbaikan kemitraan ini diberikan Kadin Jatim kepada 40 perusahaan secara bertahap. Saat ini ada 20 perusahaan yang mendapatkan pendampingan, selanjutnya akan 20 perusahaan lain lagi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023