Di Jalan Makam Peneleh 46 Surabaya, terdapat satu bangunan bernuansa klasik tepat berhadapan dengan makam Peneleh, yang juga dikenal dengan sebutan Makam Belanda.
Bangunannya kuno, di dinding depan dicat warna hijau kombinasi kuning dan putih. Terdapat juga papan yang tergantung di pintu masuk bertuliskan "A.N.N.O -1907 Lodji Besar KERKHOFFLAAN 46, SOERABAIA, OOST JAVA, NEDERLANSCHE INDISCHE"
Lodji Besar merupakan kafe yang mengadopsi nuansa klasik tahun 1940-an. Setiap pengunjung yang datang seakan menguatkan nuansa sejarah zaman belanda.
Bentuk bangunan yang menyerupai rumah tahun 1940 seakan mengajak kita kembali ke Kota Surabaya tempo dulu.
Tidak jauh dari sana, terdapat juga kampung Peneleh yang merupakan tempat lahir Bung Karno dan Museum HOS Tjokroaminoto. Tempat ini juga termasuk dalam salah satu destinasi wisata di Kampung Wisata Peneleh.
Konsep lawas bangunan yang berdiri sejak tahun 1907 ini juga ditunjang oleh beragam aspek klasik. Beragam hiasan zaman Belanda seperti poster iklan, peta Surabaya tahun 1940-an, radio kuno, mesin tik, dan barang-barang lawas lainnya memanjakan mata pengunjung.
Musik keroncong yang mengalun merdu, suasana lawas nan sejuk, ditambah dengan cemilan dan kopi seakan membawa kita seolah menaiki mesin waktu ke Kota Surabaya era 1940-an.
Menu yang disajikan Lodji Besar merupakan gabungan antara selera diminati generasi tua dan generasi muda. Mulai dari Es Kopi Susu Putih, Es Kopi Susu Gula Aren, Cappucino, Thai Tea, Coklat Premium, Bubble Gum, Red Velvet dan beragam minuman lainnya.
Untuk harga minuman yang disajikan juga terbilang ramah di kantong remaja, kisarannya mulai dari Rp6.000 sampai Rp13.000 .
Cemilan di tempat ini pun tak kalah beragam. Menu seperti kentang goreng, pastel, lumpia, dan pisang keju dapat dibeli dengan harga Rp12.000, kulit ayam krispi Rp15.000 dan mixing atau campuran camilan seharga Rp18.000.
Selain kudapan ringan, menu makanan yang disediakan adalah Ayam Gulai Indische dan Ayam Goreng Indische dengan harga tidak sampai Rp20.000.
Penyajian makanan dengan piring dan mangkok lawas juga menambah nuansa klasik kala menyantap kudapan di kafe ini.
Keotentikan tempat ini pun tidak hanya menarik perhatian masyarakat berusia lanjut, melainkan juga masyarakat berusia remaja hingga dewasa.
Salah seorang pengunjung ditemui di lokasi mengatakan bahwa banyak terdapat spot foto estetik yang cocok diunggah di media sosial.
"Tempatnya unik sih mas, suasana retronya dapet banget dan instagramable untuk dibuat foto-foto," ujar Novyta, warga Surabaya yang tinggal di kawasan Mulyorejo.
Sementara itu, pengunjung Lodji Besar dengan usia yang beragam ini sesuai dengan rencana awal Kuncarsono Prasetyo, owner sekaligus pendiri kafe ini.
"Waktu itu memang saya tujukan untuk beragam umur. Harapannya bagi usia dewasa ke atas tempat ini berorientasi nostalgia masa lalu, sedangkan bagi yang muda tempat ini dapat mengukir masa lampau di benak generasi muda", tuturnya.
Dan yang tak kalah menariknya, kehadiran Lodji Besar juga menginisiasi berdirinya Kampung Wisata Peneleh yang didukung Komunitas Begandring Soerabaia.
"Sudah 3-4 tahun ini, Lodji Besar bersama Begandring Soerabaia menginisiasi Wisata Budaya dan Sejarah di Peneleh. Setelah itu, tempat ini menjadi basis dari beragam perencanaan dan diskusi untuk memajukan budaya dan sejarah," ucapnya.
Selain menjadi tempat nongkrong dan diskusi, Lodji Besar juga beberapa kali dijadikan lokasi pembuatan film, pemutaran film, pemotretan dan kegiatan yang berkaitan dengan seni, budaya, dan sejarah lainnya.
"Memang sering di sini dijadikan tempat pemotretan, syuting film, pemutaran film, diskusi dan lain sebagainya," kata Kuncar, panggilan akrabnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Bangunannya kuno, di dinding depan dicat warna hijau kombinasi kuning dan putih. Terdapat juga papan yang tergantung di pintu masuk bertuliskan "A.N.N.O -1907 Lodji Besar KERKHOFFLAAN 46, SOERABAIA, OOST JAVA, NEDERLANSCHE INDISCHE"
Lodji Besar merupakan kafe yang mengadopsi nuansa klasik tahun 1940-an. Setiap pengunjung yang datang seakan menguatkan nuansa sejarah zaman belanda.
Bentuk bangunan yang menyerupai rumah tahun 1940 seakan mengajak kita kembali ke Kota Surabaya tempo dulu.
Tidak jauh dari sana, terdapat juga kampung Peneleh yang merupakan tempat lahir Bung Karno dan Museum HOS Tjokroaminoto. Tempat ini juga termasuk dalam salah satu destinasi wisata di Kampung Wisata Peneleh.
Konsep lawas bangunan yang berdiri sejak tahun 1907 ini juga ditunjang oleh beragam aspek klasik. Beragam hiasan zaman Belanda seperti poster iklan, peta Surabaya tahun 1940-an, radio kuno, mesin tik, dan barang-barang lawas lainnya memanjakan mata pengunjung.
Musik keroncong yang mengalun merdu, suasana lawas nan sejuk, ditambah dengan cemilan dan kopi seakan membawa kita seolah menaiki mesin waktu ke Kota Surabaya era 1940-an.
Menu yang disajikan Lodji Besar merupakan gabungan antara selera diminati generasi tua dan generasi muda. Mulai dari Es Kopi Susu Putih, Es Kopi Susu Gula Aren, Cappucino, Thai Tea, Coklat Premium, Bubble Gum, Red Velvet dan beragam minuman lainnya.
Untuk harga minuman yang disajikan juga terbilang ramah di kantong remaja, kisarannya mulai dari Rp6.000 sampai Rp13.000 .
Cemilan di tempat ini pun tak kalah beragam. Menu seperti kentang goreng, pastel, lumpia, dan pisang keju dapat dibeli dengan harga Rp12.000, kulit ayam krispi Rp15.000 dan mixing atau campuran camilan seharga Rp18.000.
Selain kudapan ringan, menu makanan yang disediakan adalah Ayam Gulai Indische dan Ayam Goreng Indische dengan harga tidak sampai Rp20.000.
Penyajian makanan dengan piring dan mangkok lawas juga menambah nuansa klasik kala menyantap kudapan di kafe ini.
Keotentikan tempat ini pun tidak hanya menarik perhatian masyarakat berusia lanjut, melainkan juga masyarakat berusia remaja hingga dewasa.
Salah seorang pengunjung ditemui di lokasi mengatakan bahwa banyak terdapat spot foto estetik yang cocok diunggah di media sosial.
"Tempatnya unik sih mas, suasana retronya dapet banget dan instagramable untuk dibuat foto-foto," ujar Novyta, warga Surabaya yang tinggal di kawasan Mulyorejo.
Sementara itu, pengunjung Lodji Besar dengan usia yang beragam ini sesuai dengan rencana awal Kuncarsono Prasetyo, owner sekaligus pendiri kafe ini.
"Waktu itu memang saya tujukan untuk beragam umur. Harapannya bagi usia dewasa ke atas tempat ini berorientasi nostalgia masa lalu, sedangkan bagi yang muda tempat ini dapat mengukir masa lampau di benak generasi muda", tuturnya.
Dan yang tak kalah menariknya, kehadiran Lodji Besar juga menginisiasi berdirinya Kampung Wisata Peneleh yang didukung Komunitas Begandring Soerabaia.
"Sudah 3-4 tahun ini, Lodji Besar bersama Begandring Soerabaia menginisiasi Wisata Budaya dan Sejarah di Peneleh. Setelah itu, tempat ini menjadi basis dari beragam perencanaan dan diskusi untuk memajukan budaya dan sejarah," ucapnya.
Selain menjadi tempat nongkrong dan diskusi, Lodji Besar juga beberapa kali dijadikan lokasi pembuatan film, pemutaran film, pemotretan dan kegiatan yang berkaitan dengan seni, budaya, dan sejarah lainnya.
"Memang sering di sini dijadikan tempat pemotretan, syuting film, pemutaran film, diskusi dan lain sebagainya," kata Kuncar, panggilan akrabnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023