Warga pedesaan di Kabupaten Pamekasan, Madura, menyiasati kelangkaan elpiji tabung ukuran 3 kilogram dengan memasak menggunakan tungku kayu.
Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Busiyah (50). Warga Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan ini tidak perlu khawatir meski elpiji di sejumlah pengecer di sekitar rumahnya sering kosong sejak dua bulan lalu.
"Kalau elpiji ada kami beli. Tapi jika kosong, kami tetap bisa memasak dengan menggunakan tungku kayu seperti ini," katanya, Senin.
Busiyah bukan satu-satunya warga yang memasak menggunakan tunggu kayu, akan tetapi puluhan rumah tangga lain di desa ini juga melakukan hal sama.
Masyarakat di desa ini sengaja membeli tungku kayu, karena pasokan elpiji ke desanya sering lambat dengan berbagai alasan.
"Pada musim tanam tembakau seperti ini, kami sebenarnya lebih suka memasak menggunakan elpiji. Tapi karena elpiji di toko sebelah sering kosong, ya, kami terpaksa memasak seperti ini," kata warga lain di desa yang sama, Siyatun.
Bagi kedua warga desa ini, bahan bakar kayu tidak menjadi masalah karena bisa mencari di sekitar pekarangan rumahnya setiap saat.
"Bedanya, kalau menggunakan tungku kayu, peralatan memasak hitam semuanya, dan kurang ramah lingkungan, beda dengan elpiji," kata Marsiya, menimpali.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Basri Yulianto mengaku, telah menginstruksikan stafnya untuk memantau kelangkaan elpiji yang terjadi di sejumlah daerah di Pamekasan.
"Kalau berdasarkan hasil koordinasi sementara, pihak Pertamina mengaku bahwa pasokan lancar dan stok tersedia sesuai dengan kuota. Karena itu, kami menginstruksikan staf untuk melakukan pemantauan secara langsung, karena berdasarkan laporan di sejumlah daerah terjadi kelangkaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Busiyah (50). Warga Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan ini tidak perlu khawatir meski elpiji di sejumlah pengecer di sekitar rumahnya sering kosong sejak dua bulan lalu.
"Kalau elpiji ada kami beli. Tapi jika kosong, kami tetap bisa memasak dengan menggunakan tungku kayu seperti ini," katanya, Senin.
Busiyah bukan satu-satunya warga yang memasak menggunakan tunggu kayu, akan tetapi puluhan rumah tangga lain di desa ini juga melakukan hal sama.
Masyarakat di desa ini sengaja membeli tungku kayu, karena pasokan elpiji ke desanya sering lambat dengan berbagai alasan.
"Pada musim tanam tembakau seperti ini, kami sebenarnya lebih suka memasak menggunakan elpiji. Tapi karena elpiji di toko sebelah sering kosong, ya, kami terpaksa memasak seperti ini," kata warga lain di desa yang sama, Siyatun.
Bagi kedua warga desa ini, bahan bakar kayu tidak menjadi masalah karena bisa mencari di sekitar pekarangan rumahnya setiap saat.
"Bedanya, kalau menggunakan tungku kayu, peralatan memasak hitam semuanya, dan kurang ramah lingkungan, beda dengan elpiji," kata Marsiya, menimpali.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Basri Yulianto mengaku, telah menginstruksikan stafnya untuk memantau kelangkaan elpiji yang terjadi di sejumlah daerah di Pamekasan.
"Kalau berdasarkan hasil koordinasi sementara, pihak Pertamina mengaku bahwa pasokan lancar dan stok tersedia sesuai dengan kuota. Karena itu, kami menginstruksikan staf untuk melakukan pemantauan secara langsung, karena berdasarkan laporan di sejumlah daerah terjadi kelangkaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023