Puluhan seniman atau pegiat seni tari dari beberapa daerah di Jawa Timur mendapat pelatihan membuat konten menari di media sosial, Minggu.
Kegiatan yang diberi tajuk "Workshop Nyantrik 5" itu diselenggarakan Sanggar Candra Mustika, bertempat di lingkungan Balai Kesenian Rakyat Tulungagung.
"Ini menjadi bagian dari edukasi sekaligus pengembangan kapasitas para penari (pelaku dan pecinta seni tari) di Tulungagung maupun beberapa daerah sekitar,"" kata Ketua Panitia Nyantrik 5, Aulia Amy Renata.
Sebanyak 63 seniman tari aerah terlibat dalam kegiatan itu. Mereka tak hanya datang dari berbagai penjuru Tulungagung, namun juga dari Kabupaten Blitar, Kediri, Malang serta Trenggalek.
Workshop tari tersebut mendatangkan seorang konten kreator yang juga dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya, Abing Santoso.
"Kemajuan teknologi menjadi tantangan tersendiri dalam dunia seni tari. Para seniman dituntut untuk dapat menampilkan karya di media sosial sebagai salah satu sarana edukasi," kata Abing.
Di hadapan peserta workshop, Abing mengajak peserta untuk membuat konten menari di media sosial.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penari di era digital.
Menurut dia, media sosial harus dapat dimaksimalkan untuk mengenalkan karya tari ke masyarakat.
"Risiko awal pasti dibully netizen (warganet), namun hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat teman-taman penari," katanya.
Tak hanya memberi motivasi, dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya ini juga membuat konten bersama peserta workshop.
Mereka diajarkan cara membuat konten menari di media sosial dengan durasi 30 detik. Pemilihan gerak dan lagu menjadi salah satu kunci dalam membuat konten di media sosial.
"Karya tari di media sosial berbeda dengan tari pada umumnya, ini yang harus dikenali oleh seniman tari saat ini," katanya.
Workshop tari dengan mendatangkan pesohor bukan pertama kali digelar komunitas penari Tulungagung.
Tahun lalu, gelaran serupa mereka gelar dengan mendatangkan maestro tari Didik Nini Thowok sebagai pemateri.
Sementara tahun ini yang didatangkan sebagai pengisi acara dalam Worksho Nyantrik 5 adalah seorang konten kreator yang juga dosen tari dari STKW Surabaya, Abing Santoso.
"Pada prinsipnya kami belajar bersama dengan mendatangkan narasumber berkompeten," kata Amy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kegiatan yang diberi tajuk "Workshop Nyantrik 5" itu diselenggarakan Sanggar Candra Mustika, bertempat di lingkungan Balai Kesenian Rakyat Tulungagung.
"Ini menjadi bagian dari edukasi sekaligus pengembangan kapasitas para penari (pelaku dan pecinta seni tari) di Tulungagung maupun beberapa daerah sekitar,"" kata Ketua Panitia Nyantrik 5, Aulia Amy Renata.
Sebanyak 63 seniman tari aerah terlibat dalam kegiatan itu. Mereka tak hanya datang dari berbagai penjuru Tulungagung, namun juga dari Kabupaten Blitar, Kediri, Malang serta Trenggalek.
Workshop tari tersebut mendatangkan seorang konten kreator yang juga dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya, Abing Santoso.
"Kemajuan teknologi menjadi tantangan tersendiri dalam dunia seni tari. Para seniman dituntut untuk dapat menampilkan karya di media sosial sebagai salah satu sarana edukasi," kata Abing.
Di hadapan peserta workshop, Abing mengajak peserta untuk membuat konten menari di media sosial.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penari di era digital.
Menurut dia, media sosial harus dapat dimaksimalkan untuk mengenalkan karya tari ke masyarakat.
"Risiko awal pasti dibully netizen (warganet), namun hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat teman-taman penari," katanya.
Tak hanya memberi motivasi, dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya ini juga membuat konten bersama peserta workshop.
Mereka diajarkan cara membuat konten menari di media sosial dengan durasi 30 detik. Pemilihan gerak dan lagu menjadi salah satu kunci dalam membuat konten di media sosial.
"Karya tari di media sosial berbeda dengan tari pada umumnya, ini yang harus dikenali oleh seniman tari saat ini," katanya.
Workshop tari dengan mendatangkan pesohor bukan pertama kali digelar komunitas penari Tulungagung.
Tahun lalu, gelaran serupa mereka gelar dengan mendatangkan maestro tari Didik Nini Thowok sebagai pemateri.
Sementara tahun ini yang didatangkan sebagai pengisi acara dalam Worksho Nyantrik 5 adalah seorang konten kreator yang juga dosen tari dari STKW Surabaya, Abing Santoso.
"Pada prinsipnya kami belajar bersama dengan mendatangkan narasumber berkompeten," kata Amy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023