Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, masih mengkaji soal pengajuan tambahan pasokan tabung elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram di kota itu menyusul keluhan masyarakat sulitnya mencari tabung tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar Hakim Sisworo mengatakan pihaknya telah mengadakan pemantauan di lapangan terkait dengan stok elpiji bersubsidi. Hasilnya, stok masih ada.
"Kami sudah cek dan ricek. Jadi, ada fenomena beberapa warga yang kesulitan (mencari tabung elpiji bersubsidi 3 kilogram). Kami ke agen dan Pertamina, stok tidak ada penurunan, cuma ada beberapa distribusi serta digitalisasi," katanya di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, sebelumnya pada hari Ahad, dari Pertamina, ada pengiriman, namun saat ini tidak ada sehingga menjadi kendala tersendiri.
Pihaknya pun menambahkan, saat ini juga sudah mulai dilakukan pendataan untuk pembelian tabung elpiji bersubsidi dengan menyerahkan KTP dan salinan Kartu Keluarga (KK). Hal itu dilakukan agar penggunaan tabung bisa tepat sasaran.
"Biasanya di agen dan pengecer yang beli orang sekitarnya. Kalau dari luar kota, mengambil dicurigai. Jadi, diutamakan KTP yang berlangganan ambil yang 3 kilogram ini," kata dia.
Pihaknya pun belum berencana menambah pasokan menyusul resahnya masyarakat yang mengaku sulit mencari tabung elpiji bersubsidi, sebab pasokan tersedia hingga November 2023.
"Pasokan itu tetap tersedia sesuai permintaan sampai November 2023. Kecuali kalau ada tambahan, pemkot bisa mengusulkan tambahan kuota seperti Hari Raya Idul Fitri, itu butuh tambahan kuota kami usulkan. Jadi, Pertamina kirim ke Kota Blitar ada tambahan itu sesuai permintaan," kata dia.
Sejumlah warga Blitar makin kesulitan mencari tabung elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram, sebab barang selalu habis.
Masruroh, salah seorang warga Blitar mengatakan ia sudah berkeliling ke sejumlah pangkalan tabung elpiji 3 kilogram di Kota Blitar, namun hingga kini masih belum dapat. Tabung elpiji sudah mulai sulit dicari beberapa pekan terakhir. Padahal, elpiji itu untuk keperluan jualan, sehingga membuat usahanya terkendala.
"Saya beli tabung elpiji untuk keperluan jualan nasi goreng. Dalam sehari semalam setidaknya butuh lima tabung elpiji, tapi ini sulit mencari, banyak yang kosong," katanya.
Dirinya belum tahu ke depannya, apakah akan mengubah alat masak menggunakan sumber api lainnya atau berhenti usaha sementara hingga elpiji normal kembali.
Masruroh sebenarnya mengaku tidak masalah soal harga yang naik, namun jika tabung susah didapat juga sangat menyusahkan pemilik usaha seperti dirinya.
"Harapannya kalau harga naik, saya juga tidak apa-apa, ikut saja. Tapi jika seperti ini, tabung susah dicari, jadinya tambah susah," kata dia.
Siti Saudah, pemilik pangkalan tabung elpiji di Jalan Bengawan Solo, Kota Blitar mengatakan pengiriman tabung elpiji di tempatnya sebenarnya rutin. Satu pekan dikirim tiga kali.
Namun, dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir permintaan cukup banyak, sehingga saat tabung baru tiba juga langsung habis terjual.
"Pengiriman barang normal sebenarnya. Saya punya 50 tabung, dikirimnya tiga kali satu pekan. Tapi, saat barang datang langsung habis," kata Siti.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar Hakim Sisworo mengatakan pihaknya telah mengadakan pemantauan di lapangan terkait dengan stok elpiji bersubsidi. Hasilnya, stok masih ada.
"Kami sudah cek dan ricek. Jadi, ada fenomena beberapa warga yang kesulitan (mencari tabung elpiji bersubsidi 3 kilogram). Kami ke agen dan Pertamina, stok tidak ada penurunan, cuma ada beberapa distribusi serta digitalisasi," katanya di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, sebelumnya pada hari Ahad, dari Pertamina, ada pengiriman, namun saat ini tidak ada sehingga menjadi kendala tersendiri.
Pihaknya pun menambahkan, saat ini juga sudah mulai dilakukan pendataan untuk pembelian tabung elpiji bersubsidi dengan menyerahkan KTP dan salinan Kartu Keluarga (KK). Hal itu dilakukan agar penggunaan tabung bisa tepat sasaran.
"Biasanya di agen dan pengecer yang beli orang sekitarnya. Kalau dari luar kota, mengambil dicurigai. Jadi, diutamakan KTP yang berlangganan ambil yang 3 kilogram ini," kata dia.
Pihaknya pun belum berencana menambah pasokan menyusul resahnya masyarakat yang mengaku sulit mencari tabung elpiji bersubsidi, sebab pasokan tersedia hingga November 2023.
"Pasokan itu tetap tersedia sesuai permintaan sampai November 2023. Kecuali kalau ada tambahan, pemkot bisa mengusulkan tambahan kuota seperti Hari Raya Idul Fitri, itu butuh tambahan kuota kami usulkan. Jadi, Pertamina kirim ke Kota Blitar ada tambahan itu sesuai permintaan," kata dia.
Sejumlah warga Blitar makin kesulitan mencari tabung elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram, sebab barang selalu habis.
Masruroh, salah seorang warga Blitar mengatakan ia sudah berkeliling ke sejumlah pangkalan tabung elpiji 3 kilogram di Kota Blitar, namun hingga kini masih belum dapat. Tabung elpiji sudah mulai sulit dicari beberapa pekan terakhir. Padahal, elpiji itu untuk keperluan jualan, sehingga membuat usahanya terkendala.
"Saya beli tabung elpiji untuk keperluan jualan nasi goreng. Dalam sehari semalam setidaknya butuh lima tabung elpiji, tapi ini sulit mencari, banyak yang kosong," katanya.
Dirinya belum tahu ke depannya, apakah akan mengubah alat masak menggunakan sumber api lainnya atau berhenti usaha sementara hingga elpiji normal kembali.
Masruroh sebenarnya mengaku tidak masalah soal harga yang naik, namun jika tabung susah didapat juga sangat menyusahkan pemilik usaha seperti dirinya.
"Harapannya kalau harga naik, saya juga tidak apa-apa, ikut saja. Tapi jika seperti ini, tabung susah dicari, jadinya tambah susah," kata dia.
Siti Saudah, pemilik pangkalan tabung elpiji di Jalan Bengawan Solo, Kota Blitar mengatakan pengiriman tabung elpiji di tempatnya sebenarnya rutin. Satu pekan dikirim tiga kali.
Namun, dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir permintaan cukup banyak, sehingga saat tabung baru tiba juga langsung habis terjual.
"Pengiriman barang normal sebenarnya. Saya punya 50 tabung, dikirimnya tiga kali satu pekan. Tapi, saat barang datang langsung habis," kata Siti.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023