Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Wahyudi meminta warga untuk mewaspadai perubahan signifikan dari suhu udara panas di siang hari ke suhu udara dingin di malam hari selama puncak musim kemarau yang rawan menyebabkan tubuh terserang influenza.
Dari data BMKG Juanda, sebaran suhu di wilayah Madiun dan sekitarnya saat ini ada di kisaran 19 derajat Celcius untuk suhu terendah dan 31 derajat Celcius suhu tertingginya. Sedangkan, untuk suhu rata-rata di kisaran angka 20–25 derajat Celcius.
"Dari pantauan citra satelit cuaca Himawari, malam hari kondisi atmosfer Jatim secara umum kering. Kondisi itu mendukung terjadi fenomena 'bediding' atau penurunan suhu yang signifikan antara malam ke pagi hari," ujarnya dalam keterangan di Madiun, Ahad.
Menurutnya, menurunnya suhu belakangan ini merupakan hal yang wajar terjadi saat memasuki awal musim kemarau, yaitu periode Juli dan Agustus. Saat siang, udaranya terasa panas dan malam terasa dingin sekali disertai angin.
Hal itu karena adanya pergerakan angin dari timur, yaitu angin monsun Australia yang bersifat dingin dan kering menuju Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.
Wahyudi menambahkan, untuk mengantisipasi serangan influenza, ia menyarankan warga mengenakan pakaian hangat, memperbanyak minum air putih, hingga mengonsumsi makanan bergizi dan multivitamin.
Hal itu karena pada periode tersebut, kebanyakan daya tahan tubuh manusia menurun karena pancaroba ke musim kering, sehingga mudah terpapar demam hingga flu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Dari data BMKG Juanda, sebaran suhu di wilayah Madiun dan sekitarnya saat ini ada di kisaran 19 derajat Celcius untuk suhu terendah dan 31 derajat Celcius suhu tertingginya. Sedangkan, untuk suhu rata-rata di kisaran angka 20–25 derajat Celcius.
"Dari pantauan citra satelit cuaca Himawari, malam hari kondisi atmosfer Jatim secara umum kering. Kondisi itu mendukung terjadi fenomena 'bediding' atau penurunan suhu yang signifikan antara malam ke pagi hari," ujarnya dalam keterangan di Madiun, Ahad.
Menurutnya, menurunnya suhu belakangan ini merupakan hal yang wajar terjadi saat memasuki awal musim kemarau, yaitu periode Juli dan Agustus. Saat siang, udaranya terasa panas dan malam terasa dingin sekali disertai angin.
Hal itu karena adanya pergerakan angin dari timur, yaitu angin monsun Australia yang bersifat dingin dan kering menuju Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.
Wahyudi menambahkan, untuk mengantisipasi serangan influenza, ia menyarankan warga mengenakan pakaian hangat, memperbanyak minum air putih, hingga mengonsumsi makanan bergizi dan multivitamin.
Hal itu karena pada periode tersebut, kebanyakan daya tahan tubuh manusia menurun karena pancaroba ke musim kering, sehingga mudah terpapar demam hingga flu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023