Peneliti lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi menjelaskan elektabilitas merupakan manifestasi tingkat kepercayaan masyarakat.
Belum lama lalu SSC merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik di wilayah Kota Surabaya jelang Pemilihan Umum 2024, yang menyebut PDIP berada di peringkat pertama dengan meraih 49,2 persen.
Terpaut jauh dengan peringkat kedua dan ketiga, yaitu Gerindra yang meraih elektabilitas 8,6 persen dan PKB 8,2 persen.
Survei SSC tersebut digelar selama 20 - 30 Juni 2023 di 31 kecamatan wilayah Kota Surabaya dengan melibatkan sebanyak 1.200 responden menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error diperkirakan sekitar 2,83 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Ikhsan menilai jika PDIP ingin mempertahankan tingkat elektabilitasnya yang hari ini menurut hasil survei terbilang meroket jauh dari para pesaingnya maka setidaknya harus mempertahankan kinerja politik yang memberi manfaat dan maslahat kerakyatan.
"Kalau bisa terus membenahi dan meningkatkan kinerjanya yang mengusung politik kerakyatan," katanya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Menurutnya kerja politik kerakyatan jangan sampai hanya sebatas jargon atau pemasangan simbol dan atribut semata dalam berbagai kegiatan partai.
Implementasi dan wujud nyata dari politik kerakyatan adalah seluruh kader partai politik yang telah pejabat publik maupun tidak harus rela menyediakan waktu dan tenaga untuk melayani dan memprioritaskan kepentingan rakyat.
"Tinggalkan kebiasaan dan mentalitas priyayi zaman feodal bahwa pejabat adalah orang yang harus dilayani rakyat. Sebaliknya, merekalah yang harus melayani rakyat," tuturnya.
Pada sisi lain, Ikhsan mengungkapkan bahwa tingkat elektabilitas PDIP di Surabaya jangan membuat partai politik pesaingnya menjadi pesimistis dan terhenti geraknya serasa merasa menyerah sebelum bertanding.
"Justru dari hasil survei ini, partai politik lainnya harus jeli melihat peluang dan potensi-potensi ceruk suara yang mungkin masih dapat diambil agar dapat terus bersaing secara kompetitif pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang," katanya.
Ikhsan mencontohkan, dari hasil survei SSC, data menunjukkan masih terdapat 9 persen pemilih yang sampai hari ini belum menentukan pilihan. Tercatat pula bahwa angka pemilih mengambang atau belum mantap dengan pilihannya sebanyak 50,6 persen.
"Setidaknya masih tersedia 59,6 persen potensi palung suara yang masih dapat dikelola dan diperebutkan oleh partai-partai lain. Masih tersisa tujuh bulan jelang Pemilu 2024. Setiap partai politik pesaing PDIP di Kota Surabaya harus mampu mengoptimalkan kinerjanya untuk melakukan penetrasi ke palung-palung potensi suara tersisa tersebut agar asa berkompetisi pada Pemilu mendatang tetap terjaga," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Belum lama lalu SSC merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik di wilayah Kota Surabaya jelang Pemilihan Umum 2024, yang menyebut PDIP berada di peringkat pertama dengan meraih 49,2 persen.
Terpaut jauh dengan peringkat kedua dan ketiga, yaitu Gerindra yang meraih elektabilitas 8,6 persen dan PKB 8,2 persen.
Survei SSC tersebut digelar selama 20 - 30 Juni 2023 di 31 kecamatan wilayah Kota Surabaya dengan melibatkan sebanyak 1.200 responden menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error diperkirakan sekitar 2,83 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Ikhsan menilai jika PDIP ingin mempertahankan tingkat elektabilitasnya yang hari ini menurut hasil survei terbilang meroket jauh dari para pesaingnya maka setidaknya harus mempertahankan kinerja politik yang memberi manfaat dan maslahat kerakyatan.
"Kalau bisa terus membenahi dan meningkatkan kinerjanya yang mengusung politik kerakyatan," katanya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Menurutnya kerja politik kerakyatan jangan sampai hanya sebatas jargon atau pemasangan simbol dan atribut semata dalam berbagai kegiatan partai.
Implementasi dan wujud nyata dari politik kerakyatan adalah seluruh kader partai politik yang telah pejabat publik maupun tidak harus rela menyediakan waktu dan tenaga untuk melayani dan memprioritaskan kepentingan rakyat.
"Tinggalkan kebiasaan dan mentalitas priyayi zaman feodal bahwa pejabat adalah orang yang harus dilayani rakyat. Sebaliknya, merekalah yang harus melayani rakyat," tuturnya.
Pada sisi lain, Ikhsan mengungkapkan bahwa tingkat elektabilitas PDIP di Surabaya jangan membuat partai politik pesaingnya menjadi pesimistis dan terhenti geraknya serasa merasa menyerah sebelum bertanding.
"Justru dari hasil survei ini, partai politik lainnya harus jeli melihat peluang dan potensi-potensi ceruk suara yang mungkin masih dapat diambil agar dapat terus bersaing secara kompetitif pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang," katanya.
Ikhsan mencontohkan, dari hasil survei SSC, data menunjukkan masih terdapat 9 persen pemilih yang sampai hari ini belum menentukan pilihan. Tercatat pula bahwa angka pemilih mengambang atau belum mantap dengan pilihannya sebanyak 50,6 persen.
"Setidaknya masih tersedia 59,6 persen potensi palung suara yang masih dapat dikelola dan diperebutkan oleh partai-partai lain. Masih tersisa tujuh bulan jelang Pemilu 2024. Setiap partai politik pesaing PDIP di Kota Surabaya harus mampu mengoptimalkan kinerjanya untuk melakukan penetrasi ke palung-palung potensi suara tersisa tersebut agar asa berkompetisi pada Pemilu mendatang tetap terjaga," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023