Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, memperluas pembentukan desa tangguh bencana (destana) sebagai upaya mitigasi untuk meminimalkan risiko kerugian harta benda maupun korban jiwa seiring masih tingginya potensi bencana alam di daerah itu.

"Pembentukan destana itu sebagai langkah mitigasi penanggulangan kebencanaan," kata Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Rabu.

Melalui pembentukan desa tangguh bencana itu diharapkan masyarakat di daerah rentan bencana alam memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan siap menghadapi potensi ancaman bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Selain itu, masyarakat terdampak diharapkan memiliki kemampuan untuk memulihkan diri (recovery) dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

"Dengan kata lain mereka dilatih. Nanti misalnya kalau terjadi bencana langkahnya seperti ini, titik kumpul evakuasinya ke sini, termasuk cara menggunakan peralatan seadanya untuk evakuasi bantuan," ujarnya.

Dalam latihan itu, petugas bersama masyarakat melakukan simulasi kebencanaan sesuai potensi kebencanaan di daerah masing-masing.

Tujuannya agar langkah penanggulangan seperti misalnya titik kumpul evakuasi sesuai dengan pemetaan kebencanaan. Sebab di destana itu, petugas juga memasang rute, misalnya titik aman kumpul saat terjadi sungguhan.

"Kemudian masyarakat mempraktikkannya secara langsung seperti misalnya bagaimana membuat tandu untuk menolong warga dengan alat seadanya. Bisa ditandu pakai sarung dan alat-alat seadanya, kita latih dan praktikkan," katanya.

Destana itu nantinya bakal dibentuk secara menyeluruh, menyesuaikan skala prioritas serta potensi tingginya terjadi bencana alam di suatu daerah.

Saat ini, kata Triadi, ada sebanyak 52 destana, baik yang dibentuk BPBD setempat maupun provinsi dari 152 desa dan lima kelurahan di 14 kecamatan.

Pembentukan destana dilakukan karena seluruh daerah Trenggalek berpotensi dilanda bencana alam.

"Desa Tangguh Bencana atau destana yang sudah terbentuk ada 52 desa/kelurahan. Ke depannya dilakukan menyeluruh secara bertahap," katanya.*

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023