Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur Suko Widodo menyarankan perlu adanya pemetaan agar ke depan tak ada pagu SMA/SMK yang kosong usai pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD).

"Dari informasi didapat ada sekitar 29 ribu pagu SMA/SMK di Jatim yang kosong," ucapnya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Data yang disampaikan adalah di daerah luar pulau atau terpencil, namun untuk daerah padat penduduk seperti Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto sudah tertangani cukup bagus.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Jawa Timur tidak akan membuka jalur pemenuhan pagu meski ada sekolah di beberapa daerah yang pagunya masih belum terpenuhi hingga Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) SMA/SMK ditutup.

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dinas Pendidikan Jatim juga mencatat pagu kosong ini hanya ada di sekolah-sekolah yang memang berada di pinggiran.

Dosen Universitas Airlangga Surabaya itu mengatakan perlu adanya pemetaan dan komunikasi antarsemua pemangku kepentingan agar pagu kosong bisa diminimalisasi.

"Yang menjadi penting adalah pemetaan wilayah-wilayah yang menjadi permasalahan itu, misalnya daerah terpencil atau kepulauan itu yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Sejauh ini yang perlu kami dorong adalah kolaborasi antara dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi," ujarnya.

Kedua, lanjut dia, sudah ada lembaga swasta, itu kami dorong dan bantu mereka berupa sumber daya manusia (SDM) dan kualitas sehingga menjadi pilihan yang menarik bagi siswa agar nantinya tercipta harmoni antara sekolah negeri dan swasta.

Menurut dia, baik sekolah swasta maupun negeri sama-sama mempunyai kualitas yang baik. Yang terpenting adalah anak-anak di Jawa Timur bisa mendapatkan pendidikan.

"Ke depan saya kira wilayah yang belum terisi harus dipeta ulang sehingga tahun depan terisi dengan cukup bagus. Masyarakat juga harus diyakinkan bahwa sekolah negeri dan swast sesungguhnya sama," kata dia.

"Misalnya begini, ada satu wilayah tidak bisa sama rata karena distribusi penduduk macam-macam. Yang penting adalah anak-anak mendapat kesempatan sekolah," tambah akademisi akrab disapa Sukowi tersebut.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023