Presiden Klub Madura United FC Achsanul Qosasi menyatakan, klub sepakbola itu tidak hanya sebagai sarana olahraga semata, akan tetapi juga berkepentingan mengusung upaya pemberdayaan ekonomi bagi warga di Pulau Garam tersebut.
"Karena itu, manajemen Madura United FC tahun ini menyediakan jersey khusus bertuliskan 'Warung Madura," katanya dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media di Pamekasan, Jawa Timur, Senin malam.
Warung Madura merupakan salah satu jenis usaha warga Madura yang merantau di sejumlah daerah di luar Madura, seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan sebagian di Surabaya. Mereka membuka toko yang menjual berbagai jenis kebutuhan bahan pokok dan buka selama 24 jam.
Sebagaimana toko modern seperti Alfamart dan Indomart, Warung Madura juga 'menjamur' dan hampir menyaingi toko modern.
Tidak sedikit warung-warung Madura itu yang berdekatan dengan toko modern dan mereka tidak merasa tersaingi dengan keberadaan toko modern.
Para pemilik warung percaya, bahwa rezeki telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, sehingga mereka optimistis akan tetap laku. Prinsip yang mereka pegang adalah 'rezeki semut tidak tertukar dengan gajah'.
Bagi 'AQ' sapaan karib Achsanul Qosasi prinsip dasar ini harus terpatri dengan kuat dan menjadi pegangan, karena selain tertanam rasa optimis, prinsip ini juga menunjukkan keuletan para pelaku usaha.
"Manajemen Madura United memandang perlu nilai-nilai dasar pelaku usaha Madura tertanam dengan kuat dan Madura United sebagai salah satu representasi dari Madura perlu mendukung nilai-nilai baik agar menyebar luas melalui jersey klub sepakbola yang juga menjadi kebanggaan masyarakat Madura ini ," kata dia.
AQ menuturkan, jersey bertuliskan 'Toko Madura, Rezeki Semut Tidak Tertukar Gajah' sejatinya dipersiapkan untuk turnamen pra-musim.
Namun ajang yang biasa digelar sebagai masa pemanasan sebelum kick-off Liga 1 itu, urung digelar. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memberikan waktu bagi semua klub untuk bersiap sendiri.
Kendati begitu, jersey tersebut tetap akan dipasarkan di distro-distro resmi tim. Serta, skuad Madura United akan menggunakannya saat ada turnamen yang digelar berbarengan dengan kompetisi.
AQ yang juga Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya itu menyatakan, selain untuk ikut mengusung upaya pemberdayaan ekonomi warga Madura yang berjuang melalui bisnis toko kelontong di tengah raksasa toko modern, juga sebagai bentuk penghormatan kepada warga Madura yang mencari rezeki melalui usaha toko kelontong.
"Jadi, jersey ini sebagai penghargaan dan respek terhadap Warung Madura, yang bertarung mencari rezeki halal melawan gajah penguasa retail modern, serta bersaing sehat dan terhormat. Mereka yakin, rezeki semut tidak akan tertukar," katanya, menjelaskan.
Saat ini, jersey bertuliskan 'Toko Madura, rezeki semut tak tertukar gajah' sudah banyak dipakai oleh masyarakat Madura di empat kabupaten dan telah dijual di berbagai distro tim di Madura mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga di kabupaten paling timur di Pulau Madura, yakni Kabupaten Sumenep.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Karena itu, manajemen Madura United FC tahun ini menyediakan jersey khusus bertuliskan 'Warung Madura," katanya dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media di Pamekasan, Jawa Timur, Senin malam.
Warung Madura merupakan salah satu jenis usaha warga Madura yang merantau di sejumlah daerah di luar Madura, seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan sebagian di Surabaya. Mereka membuka toko yang menjual berbagai jenis kebutuhan bahan pokok dan buka selama 24 jam.
Sebagaimana toko modern seperti Alfamart dan Indomart, Warung Madura juga 'menjamur' dan hampir menyaingi toko modern.
Tidak sedikit warung-warung Madura itu yang berdekatan dengan toko modern dan mereka tidak merasa tersaingi dengan keberadaan toko modern.
Para pemilik warung percaya, bahwa rezeki telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, sehingga mereka optimistis akan tetap laku. Prinsip yang mereka pegang adalah 'rezeki semut tidak tertukar dengan gajah'.
Bagi 'AQ' sapaan karib Achsanul Qosasi prinsip dasar ini harus terpatri dengan kuat dan menjadi pegangan, karena selain tertanam rasa optimis, prinsip ini juga menunjukkan keuletan para pelaku usaha.
"Manajemen Madura United memandang perlu nilai-nilai dasar pelaku usaha Madura tertanam dengan kuat dan Madura United sebagai salah satu representasi dari Madura perlu mendukung nilai-nilai baik agar menyebar luas melalui jersey klub sepakbola yang juga menjadi kebanggaan masyarakat Madura ini ," kata dia.
AQ menuturkan, jersey bertuliskan 'Toko Madura, Rezeki Semut Tidak Tertukar Gajah' sejatinya dipersiapkan untuk turnamen pra-musim.
Namun ajang yang biasa digelar sebagai masa pemanasan sebelum kick-off Liga 1 itu, urung digelar. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memberikan waktu bagi semua klub untuk bersiap sendiri.
Kendati begitu, jersey tersebut tetap akan dipasarkan di distro-distro resmi tim. Serta, skuad Madura United akan menggunakannya saat ada turnamen yang digelar berbarengan dengan kompetisi.
AQ yang juga Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya itu menyatakan, selain untuk ikut mengusung upaya pemberdayaan ekonomi warga Madura yang berjuang melalui bisnis toko kelontong di tengah raksasa toko modern, juga sebagai bentuk penghormatan kepada warga Madura yang mencari rezeki melalui usaha toko kelontong.
"Jadi, jersey ini sebagai penghargaan dan respek terhadap Warung Madura, yang bertarung mencari rezeki halal melawan gajah penguasa retail modern, serta bersaing sehat dan terhormat. Mereka yakin, rezeki semut tidak akan tertukar," katanya, menjelaskan.
Saat ini, jersey bertuliskan 'Toko Madura, rezeki semut tak tertukar gajah' sudah banyak dipakai oleh masyarakat Madura di empat kabupaten dan telah dijual di berbagai distro tim di Madura mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga di kabupaten paling timur di Pulau Madura, yakni Kabupaten Sumenep.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023