Kediri - Stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) V Kediri, Jawa Timur, hanya cukup untuk dua bulan, yaitu sekitar 7.500 ton untuk memenuhi kebutuhan beras di tiga daerah wilayah Bulog, yaitu Kabupaten Nganjuk, Kabupaten/Kota Kediri. "Stok di kami memang cukup untuk dua bulan. Tapi, jika kekurangan, kami tentunya koordinasi dengan Bulog dari daerah lainnya untuk suplai beras," kata Kepala Bulog Subdivre V Kediri, Wayan Budita di Kediri, Jumat. Ia mengatakan, hingga kini Bulog Kediri belum berencana menggunakan beras impor untuk keperluan pemenuhan program beras untuk warga miskin atau raskin, walaupun di gudang Bulog Kediri, menjadi tempat penyimpanan beras Bulog yang baru diimpor dari Vietnam dan Thailand. Tiap bulan, Bulog Kediri harus mengeluarkan beras sekitar 3.200 ton. Jumlah itu untuk memenuhi 217.293 RTS di daerah tersebut. Wayan menyatakan, beras yang disimpan di gudang Bulog itu, yaitu di Desa Paron, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, serta dua gudang lainnya di Kabupaten Nganjuk, yaitu di Kelurahan Dandong, Kecamatan Kota, serta Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, hanya beras titipan saja. Jumlah beras yang dititipkan itu ada 10.000 ton beras, dari total 89.000 ton beras yang diangkut menggunakan lima kapal pengangkut dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Kamis (8/9). "Kalau hingga kini, instruksi yang kami terima, gudang itu hanya sebagai tempat penyimpanan. Kemungkinan akan dikirimkan ke daerah barat, seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta," katanya mengungkapkan. Ia menyebut, hingga kini masih terus melakukan penyerapan gabah petani, walaupun jumlahnya relatif kecil. Beberapa daerah yang masih panen, di antaranya di Nganjuk serta Kediri. Sementara itu, hingga kini sejumlah petugas masih mengangkut beras impor itu untuk disimpan di dalam gudang. Setidaknya, lebih dari empat truk digunakan untuk mengangkut beras di gudang Paron, Kecamatan Gampengrejo. Beras-beras itu secara fisik memang bagus. Tetapi, sejumlah pekerja mengatakan jika ada perbedaaan rasa antara beras impor dengan lokal, dimana rasanya jauh lebih enak beras lokal daripada impor. "Kalau berasnya bagus, tapi, rasanya biasanya lebih enak beras lokal daripada impor," kata salah seorang petugas yang enggan disebut namanya. Ia juga menyebut, beras impor itu dikemas dengan kemasan dengan berat hingga 50 kilogram. Biasanya, untuk beras lokal dikemas dengan kemasan 15 kilogram, karena digunakan untuk program raskin.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011