Pacitan - Tanggul pemecah ombak ("Break water") yang berada persis di bibir pantai area proyek pembangunan PLTU Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, berangsur kembali berfungsi normal. Meski rangkaian beton cor yang disusun sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagai "benteng" penahan gempuran ombak laut selatan itu belum sepenuhnya tuntas, terjangan air pasang saat ini sudah bisa diminimalisasi, sehingga tak mengganggu aktivitas proyek di area utama PLTU. "Kami akan coba kebut pembangunan 'break water' ini agar cepat selesai dan bisa berfungsi optimal seperti yang diharapkan," ujar Manajer PLTU Sudimoro, Joner M Pedrosi, Kamis. Ia mengakui, deretan dolos yang terbuat dari beton cor di sepanjang area/jalur pemecah ombak di sekitar PLTU Sudimoro saat ini memang masih mudah tercerai-berai, jika diempas ombak besar. Hal itu bisa terjadi lantaran rangkaian dolos yang disusun saling terkait melalui jari-jari antarbeton cor tersebut, belum sepenuhnya tuntas. Dari total 700 meter "break water" yang direncanakan, sampai saat ini baru 75 persen yang terselesaikan, selebihnya masih dalam proses pengerjaan. Akibatnya, di saat ombak di sekitar lokasi pelabuhan cukup besar dengan ketinggian lebih dari dua meter, deretan dolos yang per buahnya berbobot hingga mencapai satu ton tersebut, dengan mudah bergeser atau bahkan rusak sama sekali. Joner menjelaskan, proses pembangunan break water memang cukup rawan. Sebab, posisi peranti pemecah ombak itu tidak akan berfungsi secara maksimal sebelum bangunan berdiri secara penuh karena masing-masing bagian saling mengunci dan menunjang untuk meredam ombak. "Ya, saat seperti ini memang rawan. Berbeda halnya jika saat 'break water' sudah berdiri utuh karena bagian-per bagian saling mengunci," ucapnya, menjelaskan. Sebelumnya pada tahun 2009, "break water" atau pemecah ombak yang saat itu baru dibangun sempat ambelas hingga sepanjang 12 meter. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan mengingat fungsi pelabuhan sangat vital, yakni sebagai tempat pendaratan bagi kapal tongkang serta kapal-kapal pengangkut material berat pembangunan PLTU, seperti turbin dan lain sebagainya. Konsekwensinya, saat cuaca buruk muncul tak jarang kapal-kapal pengangkut material pembangunan harus bersandar di Pantai Teleng, Kecamatan Pacitan. Diakuinya, permasalahan besarnya ombak memang menjadi kendala tersendiri dalam proses pembangunan konstruksi jaringan pemecah ombak. Apalagi kejadian semacam itu sudah kerap terjadi. Joner tidak mau menyebut jumlah kerugian materiil yang mereka alami dengan alasan masih menjadi tanggungan pihak kontraktor pelaksana proyek. Lokasi proyek PLTU Sudimoro berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, yang berada di tepi pantai dan langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Kawasan laut tersebut selama ini memang dikenal dengan keganasan ombaknya.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011