Manajemen Pabrik Gula (PG) Glenmore di Kabupaten Banyuwangi mencatat hingga hari ke-27 sudah menggiling tebu sebanyak 175 ribu ton dari target 981 ribu ton tebu pada musim giling tahun 2023.
General Manajer PG Glenmore Banyuwangi Yus Martin mengatakan apabila dibandingkan dengan tahun 2022 dengan giling tebu pada hari yang sama, terjadi peningkatan atau naik 30 persen.
"Hingga hari giling ke-27 kami telah menggiling 175 ribu ton tebu, naik 30 persen bila dibanding di hari yang sama tahun lalu. Ini merupakan indikator keberhasilan strategi klasterisasi yang dilakukan manajemen PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)," kata Yus Martin dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat.
Menurut dia, keberadaan PT SGN yang mengelola 36 pabrik gula PTPN Group memberikan dampak positif dalam perolehan bahan baku tebu (BBT), yang sebelumnya terjadi persaingan antara industri gula sehingga harga tebu menjadi tinggi, dan menyebabkan idle capacity PG dan rusaknya pola kemitraan PG dengan petani menjadi pola transaksional, kini tertata sesuai kewilayahan.
"Dengan dikelola PG oleh SGN, manajemen menjadi terpadu, memberi dampak positif, salah satunya klasterisasi sehingga bahan baku tebu mudah, banyak dan bagus," kata Yus Martin.
Dia mengatakan dengan mengirim tebunya ke PG Glenmore, lanjut dia, maka petani di Banyuwangi merasakan berbagai manfaat, di antaranya antrean tidak lama, biaya transportasi lebih irit karena tidak jauh dan tebu segera diolah sehingga kualitas bahan baku tebu masih segar dan potensi rendemen tinggi.
"Terlebih lagi kami transparan dalam perolehan rendemen sesuai dengan potensi dengan metode core sampler," ujar dia.
Yus Martin menambahkan, PG Glenmore menerapkan pola kemitraan sistem bagi hasil (SBH) dengan petani tebu.
"Petani merasakan sistem bagi hasil menguntungkan karena pembagian untuk petani lebih banyak dan pembayaran tepat waktu," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Aris Toharisman menegaskan sistem bagi hasil merupakan pola kemitraan yang saling menguntungkan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan petani tebu mitra.
"Kami fokusnya ke sistem bagi hasil, esensi dari kemitraan pabrik gula dengan petani itu ada di sistem bagi hasil," ucapnya.
"Berdasarkan kualitas tebu yang masuk, jadi kalau tebunya berkualitas baik randemennya tinggi, tentu bagian petani juga akan lebih tinggi. Ini akan mendorong petani untuk bisa meningkatkan kualitas tebunya sehingga kadar gulanya tinggi, itulah bentuk kemitraan yang sesungguhnya dan tentunya akan meningkatkan tingkat kesejahteraan petani," kata menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023