Surabaya - Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Pemkot Surabaya menemukan ada empat pegawai negeri sipil (PNS) yang bolos atau tidak hadir tanpa keterangan pada awal masuk kerja usai liburan Lebaran, Senin. Kepala BKD Surabaya Yayuk Eko Agustin mengatakan, secara keseluruhan ada empat PNS yang tidak hadir tanpa keterangan, sedangkan 17 PNS tidak masuk karena izin untuk keperluan umroh dan melahirkan. "Mereka yang tanpa keterangan masih akan kami cek dulu alasannya dengan jelas," kata Yayuk. Menurut dia, bagi PNS yang bolos tanpa keterangan akan diklarifikasi ke Inspektorat. "Tentu mereka tidak bisa langsung disalahkan. Siapa tahu memang ada halangan yang mendadak dan tidak sempat memberi kabar," ujarnya. Adapun bagi mereka yang terbukti membolos, lanjut dia, bakal dikenai sanksi administratif, mulai dari potong gaji, turun pangkat, bahkan tidak menutup kemungkinan bakal kena pecat. "Yang jelas, itu tergantung tingkat kesalahannya dan hasil klarfikasi Inspektorat," ujarnya. Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk mengetahui keberadaan PNS yang bolos diawal masuk kerja usai liburan panjang Lebaran. Salah satu instansi pemerintahan yang dikunjungi wali kota adalah kantor Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karangpilang. Namun saat sidak, ternyata Lurah Kebraon Hamzah Fajri tidak ada ditempat, sehingga membuat marah wali kota. Begitu turun dari mobil, Risma langsung menuju ke ruangan kerja Lurah Kebraon Hamzah Fajri. Hanya saja Risma langsung menampakkan muka kecewa sebab Hamzah tak berada di ruangannya. "Mana lurahmu, jam segini kok pintunya masih terkunci," kata Risma kepada Sekretaris Kelurahan Kebraon Herlin. Herlin yang membawa kunci pintu ruangan Hamzah mengatakan jika atasannya itu mengikuti halal bihalal di halaman Taman Surya dan langsung ke Kantor Kecamatan Karangpilang. "Halal bihalal dimana kok aku gak ketemu sama lurahmu," kata Risma dengan nada kecewa. Seketika Risma minta para stafnya, Nanis Chairani, Mia dan Wiwik Widiyati untuk mengecek ke kantor Kecamatan Karangpilang yang letaknya berdekatan dan hanya dibatasi oleh tembok penyekat. Beberapa saat kemudian, Lurah Kebraon Hamzah Fajri datang melalui pintu belakang diikuti Camat Karangpilang Budi Hermanto. Saat bertemu inilah Risma langsung memuntahkan kemarahannya kepada Hamzah. "Kamu itu pak lurah bolak-balik tak ingatkan. Kalau gini mau jadi apa," kata Risma kepada Hamzah. Risma mengimbahu kepada semua lurah dan camat se-Surabaya untuk tidak melakukan pungli sebab seluruh lurah dan camat akan mendapatkan tunjangan profesi pegawai (TPP) seperti yang didapatkan guru di kota itu . "Tak perlu khawatir terkait kesejahteraan sebab pemkot akan memberikan TPP sesuai dengan prestasi kerja masing masing lurah dan camat berdasar penilaian atasannya," kata Risma.

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011