Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen atas terpenuhinya perlindungan dan hak anak-anak pada momen peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, 12 Juni 2023,
Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut, pekerja anak memiliki dampak jangka panjang yang merugikan.
"Karena anak-anak yang terjebak dalam pekerjaan seringkali berhenti dari pendidikan sehingga membatasi peluang masa depannya," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Senin.
Anak-anak yang bekerja, lanjut Khofifah, juga berisiko tinggi mengalami penyalahgunaan, eksploitasi, di tengah kondisi kerja yang berbahaya.
"Pada momen ini, hal-hal seperti inilah yang akan menjadi fokus utama kami dalam pengentasan pekerja anak," ujarnya.
Hari Dunia Menentang Pekerja Anak tahun ini mengangkat tema "Keadilan Sosial untuk Semua. Akhiri Pekerja Anak!".
Khofifah berharap semangat yang terkandung di dalam tema tersebut mampu menekankan hubungan antara keadilan sosial dan pekerja anak. Sehingga dampak-dampak negatif harus ditekan dengan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
"Selain itu, juga dengan melakukan langkah nyata secara berkesinambungan untuk menanggulangi pekerja anak melalui upaya pencegahan, pemantauan/pengawasan dan mendorong kemitraan lokal untuk melakukan remediasi pekerja anak," jelasnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyampaikan pentingnya menggandeng multipihak dan mobilisasi sumber daya yang tersedia dan menggerakkan peran bersama.
"Pastinya kami akan terus berupaya menjadikan Jatim sebagai provinsi layak anak dengan segala kebijakan dan peraturan yang berpihak, melindungi dan mendukung. Khususnya agar anak-anak terus tumbuh berkembang dan mendapatkan hak-hak serta perlindungan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut, pekerja anak memiliki dampak jangka panjang yang merugikan.
"Karena anak-anak yang terjebak dalam pekerjaan seringkali berhenti dari pendidikan sehingga membatasi peluang masa depannya," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Senin.
Anak-anak yang bekerja, lanjut Khofifah, juga berisiko tinggi mengalami penyalahgunaan, eksploitasi, di tengah kondisi kerja yang berbahaya.
"Pada momen ini, hal-hal seperti inilah yang akan menjadi fokus utama kami dalam pengentasan pekerja anak," ujarnya.
Hari Dunia Menentang Pekerja Anak tahun ini mengangkat tema "Keadilan Sosial untuk Semua. Akhiri Pekerja Anak!".
Khofifah berharap semangat yang terkandung di dalam tema tersebut mampu menekankan hubungan antara keadilan sosial dan pekerja anak. Sehingga dampak-dampak negatif harus ditekan dengan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
"Selain itu, juga dengan melakukan langkah nyata secara berkesinambungan untuk menanggulangi pekerja anak melalui upaya pencegahan, pemantauan/pengawasan dan mendorong kemitraan lokal untuk melakukan remediasi pekerja anak," jelasnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyampaikan pentingnya menggandeng multipihak dan mobilisasi sumber daya yang tersedia dan menggerakkan peran bersama.
"Pastinya kami akan terus berupaya menjadikan Jatim sebagai provinsi layak anak dengan segala kebijakan dan peraturan yang berpihak, melindungi dan mendukung. Khususnya agar anak-anak terus tumbuh berkembang dan mendapatkan hak-hak serta perlindungan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023