Lima Mahasiswa LaSalle College Surabaya mengangkat permasalahan relasi yang seringkali menimbulkan perasaan insecure lewat pameran foto "Asa Carita" di kampus setempat pada 10-24 Juni 2023.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Mirachael Angelina Friedrich Kamm (Fashion Design), Muhammad Irsyad Al-Fajrin (Fashion Design), Princess Virginia Kartono (Artistic Make-Up), Samala Yastriana Ramadhani (Fashion Design) dan Talitha Rahma Zafira (Fashion Business).

Dosen Graphic Design LaSalle College Surabaya yang juga pembimbing kegiatan ini, B.G.Fabiola Natasha mengatakan pameran Asa Carita merupakan rangkaian dari LaSalle Holiday Program - Photography yang diadakan perdana di akhir April hingga awal Mei 2023.

"Ketika mengikuti kelas ini, mereka memiliki pengetahuan tentang fotografi yang sangat minim. Semangat ingin mendapatkan pengetahuan lebih yang akhirnya membawa mereka memahami bahwa fotografi tidak terbatas pada keindahan. Ibarat selembar kertas putih melainkan sebuah medium untuk mengolah rasa dan bercerita secara visual," katanya.

Fabiola menjelaskan ide Asa Carita yang dalam bahasa Sansekerta berarti cerita harapan ini muncul saat melihat permasalahan tentang relasi yang menurutnya seringkali menimbulkan perasaan insecure pada generasi milenial.

Antusias para mahasiswa ini dimulai dengan proses menggali ide dan menuangkan konsep pada storyboard. Dilanjutkan dengan mengeksekusinya menjadi karya foto.

Lalu memasuki tahap akhir yaitu proses kurasi yang dilakukan oleh Fabiola. Semuanya diselesaikan dalam waktu empat minggu.

"Saya ajak mereka sharing dan duduk bersama melingkar di studio. Mengeluarkan ide dan akhirnya membuat saya terkejut adalah ketika mereka mengungkapkan masing-masing idenya. Cerita tentang kesepian, kegalauan, ada juga yang merasa kehilangan saat pandemi. Saya bebaskan," ujar Fabiola yang juga fotografer dan perupa asal Surabaya ini.

Visual bercerita ini, diharapkan mampu menyadarkan pentingnya relasi yang tulus dan tanpa kekhawatiran yang tidak berdasar.

Selain itu, Fabiola juga ingin pameran ini sebagai pengalaman berharga bagi kelima mahasiswa dan kepada publik. Pemilihan material menjadi elemen akhir yang terpenting untuk menunjang hasil karya lebih baik. Bukan hanya meterial kertas, tapi juga kain khusus.

"Saya bilang ke mereka, jadikan medium foto sebagai media speak up, mungkin ada yang di benak atau unek-unek selama ini tidak diceritakan. Bagaimana objek ini memiliki nilai simbolik untuk diceritakan. Jadikan benda ini adalah medianya atau simbolik untuk menceritakan," katanya.

Selain peresmian oleh Sandra Vivier, Direktur Institut Francais Surabaya, pada hari pembukaan juga digelar Sharing Session oleh fotografer Deonisya Ruthy atau yang dikenal sebagai Rose Kampoong.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023