Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Sursbaya berencana melakukan sosialisasi Modul Keremajaan Putri kepada seluruh guru di setiap sekolah di kota itu, seusai pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SD dan SMP.

"Diserentakkan, setelah PPDB, nanti jalan bareng," kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh di Surabaya, Sabtu.

Sosialisasi Modul Keremajaan Putri pasca-rampungnya PPDB SD dan SMP agar fokus guru tidak terpecah.

"Modul nanti tinggal mengumpulkan teman-teman guru. Nanti model pembelajaran yang menjabarkan teman-teman guru," ujarnya.

Dispendik Surabaya berencana bertemu praktisi, dewan pendidikan, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setempat untuk membahas detail yang bakal dicantumkan di Modul Keremajaan Putri. 

Menurut dia, setiap poin harus didetailkan, sebab nantinya penerapan Modul Keremajaan Putri akan disinkronkan dengan materi pelajaran para pelajar.

"Contoh anatomi tubuh itu kan dijelaskan bagaimana bentuknya, supaya tahu. Kemudian, kalau di agama diajarkan menutup aurat," katanya.

Tak hanya detail pada mata pelajaran saja, pertemuan itu juga membahas mekanisme penyampaian materi dalam Modul Keremajaan Putri tersebut.

"Penyamaan persepsi, ini sebagai bentuk integrasi. PGRI bertugas memotivasi guru, dewan pendidikan nanti berkoordinasi dengan orang tua," ucap dia.

Sementara, Ketua PGRI Kota Surabaya Agnes Warsiati mengatakan keberadaan Modul Keremajaan Putri sangat dibutuhkan untuk memperkuat karakter pelajar, sekaligus filter di tengah gencarnya konten-konten di dunia digital lantaran kemajuan teknologi digital.

Jika tidak ditangani, Agnes khawatir hal tersebut bakal memberikan dampak besar bagi perkembangan tumbuh kembang pelajar, terlebih bagi mereka yang mengalami masa transisi dari anak ke remaja.

"Di medsos itu banyak menyerap sesuatu. Akhirnya dengan peristiwa-peristiwa yang sekarang muncul itu, maka akan diadakan ini pembahasan," ujarnya.

Secara garis besar, Agnes menyebut modul tersebut tak hanya berisi aspek pendidikan, namun juga membentuk sistem pola asuh oleh guru terhadap pelajarnya di sekolah.

"Kami harus lebih dekat dengan anak-anak sebagai orang tua, sahabat. Saya kira kalau sudah dekat jika ada apa-apa bisa terbuka dengan kami," kata Agnes.

Soal wacana pembahasan detail modul, Agnes mengaku masih menunggu informasi lanjutan dari Dispendik Surabaya.

"Belum, kami mau diundang juga. Kami juga lakukan evaluasi," ujar dia.(*)

 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023