Petenis nomor dua dunia Carlos Alcaraz berhasil mempertahankan gelar Madrid Open dengan kemenangan 6-4, 3-6, 6-3 atas Jan-Lennard Struff, Minggu waktu setempat.
Juara US Open itu meraih gelar ke-10 dalam kariernya dan berpotensi besar untuk merebut kembali peringkat teratas dunia dari Novak Djokovic dengan hanya memainkan satu pertandingan di Rome Masters pekan depan, sebelum French Open.
Alcaraz melanjutkan persiapannya ke Roland Garros dengan menambahkan trofi Madrid dalam kemenangan di Barcelona, Buenos Aires dan Indian Wells tahun ini, saat berhadapan dengan Struff, peringkat 65 dunia.
Petenis berusia 20 tahun itu mengalami kesulitan ketika melawan petenis asal Jerman tersebut. Namun, akhirnya Alcaraz menjadi petenis termuda setelah Rafael Nadal pada 2006 yang berhasil mempertahankan gelar ATP Masters 1000.
"Hari ini saya menikmatinya di beberapa bagian, di bagian lain saya lebih menderita daripada menikmatinya, tapi itulah yang harus Anda jalani," kata Alcaraz, seperti disiarkan AFP, Senin.
"Saraf ikut bermain dan itu sulit, tapi saya pikir saya lebih menikmatinya daripada yang saya derita hari ini."
Baca juga: Madrid Open: Petenis Sabalenka bekuk Swiatek untuk sabet gelar
Meski 13 tahun lebih tua dari Alcaraz, Struff menunjukkan kegugupannya di gim pertama dan kebobolan saat melakukan kesalahan ganda, dan kemudian melepaskan pukulan terlalu jauh.
Alcaraz akhirnya memimpin 2-0 di bawah tekanan, bertahan dari break point saat Struff menemukan ritmenya.
Struff mematahkan servis menyamakan kedudukan 2-2 untuk menunjukkan kepada Alcaraz bahwa dia tidak akan mudah menyerah.
Namun Alcaraz kembali mematahkan servis untuk memimpin 4-3 ketika Struff melakukan kesalahan ganda lagi, dan dia selamat dari tiga break point untuk memenangi set pertama.
Kecepatan Alcaraz dalam defense membantunya melawan permainan Struff yang menciptakan banyak masalah bagi lawan -- Struff mencetak 14 winner pada set pertama sedangkan Alcaraz tujuh.
Pernah bertemu sebelumnya ketika Alcaraz membutuhkan lima set untuk mengalahkan Struff di Wimbledon tahun lalu, petenis veteran itu menunjukkan kesabaran yang sama di ibukota Spanyol untuk membuat Alcaraz kewalahan.
Dominan di net, Struff melaju untuk memimpin 3-0 pada set kedua, dan memimpin 4-1. Struff melakukan servis saat Alcaraz kehilangan set keduanya di Madrid Open dan yang pertama di final Masters 1000.
Unggulan teratas itu menyelamatkan break point pada kedudukan 1-1 dan kemudian mematahkan servis untuk memimpin 3-1 pada set ketiga yang menentukan.
Alcaraz memaksakan break point lainnya pada kedudukan 4-1 tetapi Struff tetap bertahan sampai akhir. Petenis Spanyol itu akhirnya meraih kemenangan ketika lawannya mengembalikan bola dengan pukulan yang terlampau jauh.
Sementara itu, di sektor putri pada final hari sebelumnya, peringkat dua dunia Aryna Sabalenka mengalahkan peringkat teratas Iga Swiatek untuk merebut gelar Madrid Open.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Juara US Open itu meraih gelar ke-10 dalam kariernya dan berpotensi besar untuk merebut kembali peringkat teratas dunia dari Novak Djokovic dengan hanya memainkan satu pertandingan di Rome Masters pekan depan, sebelum French Open.
Alcaraz melanjutkan persiapannya ke Roland Garros dengan menambahkan trofi Madrid dalam kemenangan di Barcelona, Buenos Aires dan Indian Wells tahun ini, saat berhadapan dengan Struff, peringkat 65 dunia.
Petenis berusia 20 tahun itu mengalami kesulitan ketika melawan petenis asal Jerman tersebut. Namun, akhirnya Alcaraz menjadi petenis termuda setelah Rafael Nadal pada 2006 yang berhasil mempertahankan gelar ATP Masters 1000.
"Hari ini saya menikmatinya di beberapa bagian, di bagian lain saya lebih menderita daripada menikmatinya, tapi itulah yang harus Anda jalani," kata Alcaraz, seperti disiarkan AFP, Senin.
"Saraf ikut bermain dan itu sulit, tapi saya pikir saya lebih menikmatinya daripada yang saya derita hari ini."
Baca juga: Madrid Open: Petenis Sabalenka bekuk Swiatek untuk sabet gelar
Meski 13 tahun lebih tua dari Alcaraz, Struff menunjukkan kegugupannya di gim pertama dan kebobolan saat melakukan kesalahan ganda, dan kemudian melepaskan pukulan terlalu jauh.
Alcaraz akhirnya memimpin 2-0 di bawah tekanan, bertahan dari break point saat Struff menemukan ritmenya.
Struff mematahkan servis menyamakan kedudukan 2-2 untuk menunjukkan kepada Alcaraz bahwa dia tidak akan mudah menyerah.
Namun Alcaraz kembali mematahkan servis untuk memimpin 4-3 ketika Struff melakukan kesalahan ganda lagi, dan dia selamat dari tiga break point untuk memenangi set pertama.
Kecepatan Alcaraz dalam defense membantunya melawan permainan Struff yang menciptakan banyak masalah bagi lawan -- Struff mencetak 14 winner pada set pertama sedangkan Alcaraz tujuh.
Pernah bertemu sebelumnya ketika Alcaraz membutuhkan lima set untuk mengalahkan Struff di Wimbledon tahun lalu, petenis veteran itu menunjukkan kesabaran yang sama di ibukota Spanyol untuk membuat Alcaraz kewalahan.
Dominan di net, Struff melaju untuk memimpin 3-0 pada set kedua, dan memimpin 4-1. Struff melakukan servis saat Alcaraz kehilangan set keduanya di Madrid Open dan yang pertama di final Masters 1000.
Unggulan teratas itu menyelamatkan break point pada kedudukan 1-1 dan kemudian mematahkan servis untuk memimpin 3-1 pada set ketiga yang menentukan.
Alcaraz memaksakan break point lainnya pada kedudukan 4-1 tetapi Struff tetap bertahan sampai akhir. Petenis Spanyol itu akhirnya meraih kemenangan ketika lawannya mengembalikan bola dengan pukulan yang terlampau jauh.
Sementara itu, di sektor putri pada final hari sebelumnya, peringkat dua dunia Aryna Sabalenka mengalahkan peringkat teratas Iga Swiatek untuk merebut gelar Madrid Open.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023