Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, saat ini fokus menangani kawasan perkampungan yang rawan terjadi banjir di kota tersebut.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya meminta para camat untuk merekap kawasan perkampungan mana saja yang rawan terjadi banjir.
"Mana saja yang banjir sudah direkap dan sudah saya sampaikan kepada DPRD juga. Mana yang dikerjakan menggunakan Dakel (Dana Kelurahan) 2023, sisanya Dakel 2024 plus anggaran dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM). Jadi, tidak usah membangun yang besar-besar atau aneh-aneh, itu dulu. Kalau itu sudah selesai baru kita fokus yang lainnya," katanya.
Wali Kota Eri mengaku saat ini yang menjadi pekerjaan rumah Pemkot Surabaya adalah kawasan perkampungan yang rawan banjir. Sebab, ia mendapat laporan langsung dari warga bahwa terdapat perkampungan yang sering mengalami banjir sejak puluhan tahun silam.
"Yang menjadi PR sekarang adalah perkampungan, karena ada yang mengirim pesan di WhatsApp saya. Ada warga yang mengatakan kalau dari tahun 1980 banjir terus. Sekarang kami akan mengerjakan yang ada di posisi perkampungan, karena perkampungan ini sudah terjadi puluhan tahun," ujarnya.
Baca juga: Eri Cahyadi mengajak pecinta wisata belanja ramaikan SSF 2023
Wali Kota Eri menjelaskan jika informasi tersebut diterima dari grup aplikasi WhatsApp Forkom LPMK Surabaya. Di sana turut bergabung para Kepala OPD, camat, lurah, dan RT/RW untuk mengetahui secara langsung persoalan di tingkat masyarakat.
"Banyak terjadi permasalahan itu karena satu wilayah tidak ada tempat resapan air, lalu banyak dibangun rumah. Ini baru zaman saya tersampaikan hal yang seperti itu, ketika mendapatkan informasi dari masyarakat, saya baru tahu semuanya kalau banjir," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri menyebut perkampungan rawan banjir seperti di Jalan Dukuh Kupang gang 10A dan di kawasan Dukuh Kupang RW 14.
"Itu air tingginya sampai sepinggang, karena cekung tempatnya dan air lewat, tetapi ketika hujan selesai hilang. Ini yang akan kami selesaikan di tahun 2023/2024," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, jika intensitas hujan yang mengguyur Kota Surabaya tinggi, masyarakat tidak perlu khawatir. Apabila terjadi banjir, dapat dipastikan hanya selama hujan berlangsung, sebab jika hujan reda, banjir juga akan segera surut.
"Surabaya ada berita apapun ketika hujan lalu banjir, itu sampai 20-30 cm, tapi setelah hujan selesai pasti banjir hilang. Karena tidak ada banjir sampai 4 jam, sehari atau dua hari, jangan sampailah. Surabaya tidak ada itu, maksimal 20 menit itu hilang, hujannya reda hilang. Tapi, saya maunya saat hujan tidak ada banjir, saya mohon maaf kepada warga Surabaya di perkampungan yang terkena banjir sudah lama, saya mencari cara dulu," ucapnya.
Kawasan perkampungan rawan banjir lainnya berada di Jalan Simo Hilir dan Petemon Surabaya. Menurutnya, setiap hujan selalu terjadi banjir, karena saluran air di kawasan tersebut telah penuh.
"Sebelah saluran langsung rumah, seharusnya ada aturan sebelah saluran ada jarak inspeksi. Sehingga, saya harus bikin kolam tampung, ini harus membagi betul yang akan saya kerjakan di tahun 2024, semoga di tahun 2024 sudah selesai," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya meminta para camat untuk merekap kawasan perkampungan mana saja yang rawan terjadi banjir.
"Mana saja yang banjir sudah direkap dan sudah saya sampaikan kepada DPRD juga. Mana yang dikerjakan menggunakan Dakel (Dana Kelurahan) 2023, sisanya Dakel 2024 plus anggaran dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM). Jadi, tidak usah membangun yang besar-besar atau aneh-aneh, itu dulu. Kalau itu sudah selesai baru kita fokus yang lainnya," katanya.
Wali Kota Eri mengaku saat ini yang menjadi pekerjaan rumah Pemkot Surabaya adalah kawasan perkampungan yang rawan banjir. Sebab, ia mendapat laporan langsung dari warga bahwa terdapat perkampungan yang sering mengalami banjir sejak puluhan tahun silam.
"Yang menjadi PR sekarang adalah perkampungan, karena ada yang mengirim pesan di WhatsApp saya. Ada warga yang mengatakan kalau dari tahun 1980 banjir terus. Sekarang kami akan mengerjakan yang ada di posisi perkampungan, karena perkampungan ini sudah terjadi puluhan tahun," ujarnya.
Baca juga: Eri Cahyadi mengajak pecinta wisata belanja ramaikan SSF 2023
Wali Kota Eri menjelaskan jika informasi tersebut diterima dari grup aplikasi WhatsApp Forkom LPMK Surabaya. Di sana turut bergabung para Kepala OPD, camat, lurah, dan RT/RW untuk mengetahui secara langsung persoalan di tingkat masyarakat.
"Banyak terjadi permasalahan itu karena satu wilayah tidak ada tempat resapan air, lalu banyak dibangun rumah. Ini baru zaman saya tersampaikan hal yang seperti itu, ketika mendapatkan informasi dari masyarakat, saya baru tahu semuanya kalau banjir," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri menyebut perkampungan rawan banjir seperti di Jalan Dukuh Kupang gang 10A dan di kawasan Dukuh Kupang RW 14.
"Itu air tingginya sampai sepinggang, karena cekung tempatnya dan air lewat, tetapi ketika hujan selesai hilang. Ini yang akan kami selesaikan di tahun 2023/2024," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, jika intensitas hujan yang mengguyur Kota Surabaya tinggi, masyarakat tidak perlu khawatir. Apabila terjadi banjir, dapat dipastikan hanya selama hujan berlangsung, sebab jika hujan reda, banjir juga akan segera surut.
"Surabaya ada berita apapun ketika hujan lalu banjir, itu sampai 20-30 cm, tapi setelah hujan selesai pasti banjir hilang. Karena tidak ada banjir sampai 4 jam, sehari atau dua hari, jangan sampailah. Surabaya tidak ada itu, maksimal 20 menit itu hilang, hujannya reda hilang. Tapi, saya maunya saat hujan tidak ada banjir, saya mohon maaf kepada warga Surabaya di perkampungan yang terkena banjir sudah lama, saya mencari cara dulu," ucapnya.
Kawasan perkampungan rawan banjir lainnya berada di Jalan Simo Hilir dan Petemon Surabaya. Menurutnya, setiap hujan selalu terjadi banjir, karena saluran air di kawasan tersebut telah penuh.
"Sebelah saluran langsung rumah, seharusnya ada aturan sebelah saluran ada jarak inspeksi. Sehingga, saya harus bikin kolam tampung, ini harus membagi betul yang akan saya kerjakan di tahun 2024, semoga di tahun 2024 sudah selesai," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023