Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah Jawa Timur mencatat adanya peningkatan kecelakaan di Jawa Timur pada arus mudik dan balik Lebaran 2023.
"Tercatat selama kurun delapan hari Operasi Ketupat Semeru 2023 tercatat 626 kejadian. Meningkat 10,5 persen atau selisih 66 kejadian, dibanding catatan tahun lalu pada periode waktu yang sama, yakni sejumlah 560 kejadian," kata Direktur Ditlantas Polda Jatim, Kombes Pol. M. Taslim Chairuddin di Surabaya, Rabu.
Akan tetapi terkait fatalitas kecelakaan hingga terdapat korban meninggal dunia mengalami penurunan 30 persen. Tahun 2023 hanya tercatat 30 korban, sedangkan tahun 2022 lalu tercatat 42 korban.
Taslim memaparkan jumlah kecelakaan paling tinggi ada pada hari kedua pelaksanaan operasi. Dari 29 kejadian pada Selasa (18/4), menjadi 78 kejadian pada Rabu (19/4). Artinya meningkat sebesar 169 persen, sisanya masih dalam belasan persen.
Dia melanjutkan, wilayah hukum Polresta Sidoarjo, menduduki peringkat pertama wilayah kabupaten dan kota yang terjadi jumlah kecelakaan terbanyak dengan jumlah 41 kejadian.
"Tapi angka yang tewas nol, atau tidak ada. Kemungkinan karena kendaraan beraktivitas banyak. Senggolan-senggolan kecil, bukan kecepatan tinggi," ucapnya.
Jika dianalisa melalui perbandingan lain, yakni perbandingan jumlah kejadian kecelakaan antara delapan hari sebelum dan sesudah adanya operasi, tercatat delapan hari sebelum operasi, terdapat 751 kejadian.
"Pada delapan hari selama operasi, terdapat 626 kejadian. Artinya terjadi penurunan 125 kejadian atau dalam persentase mengalami penurunan 17 persen," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Tercatat selama kurun delapan hari Operasi Ketupat Semeru 2023 tercatat 626 kejadian. Meningkat 10,5 persen atau selisih 66 kejadian, dibanding catatan tahun lalu pada periode waktu yang sama, yakni sejumlah 560 kejadian," kata Direktur Ditlantas Polda Jatim, Kombes Pol. M. Taslim Chairuddin di Surabaya, Rabu.
Akan tetapi terkait fatalitas kecelakaan hingga terdapat korban meninggal dunia mengalami penurunan 30 persen. Tahun 2023 hanya tercatat 30 korban, sedangkan tahun 2022 lalu tercatat 42 korban.
Taslim memaparkan jumlah kecelakaan paling tinggi ada pada hari kedua pelaksanaan operasi. Dari 29 kejadian pada Selasa (18/4), menjadi 78 kejadian pada Rabu (19/4). Artinya meningkat sebesar 169 persen, sisanya masih dalam belasan persen.
Dia melanjutkan, wilayah hukum Polresta Sidoarjo, menduduki peringkat pertama wilayah kabupaten dan kota yang terjadi jumlah kecelakaan terbanyak dengan jumlah 41 kejadian.
"Tapi angka yang tewas nol, atau tidak ada. Kemungkinan karena kendaraan beraktivitas banyak. Senggolan-senggolan kecil, bukan kecepatan tinggi," ucapnya.
Jika dianalisa melalui perbandingan lain, yakni perbandingan jumlah kejadian kecelakaan antara delapan hari sebelum dan sesudah adanya operasi, tercatat delapan hari sebelum operasi, terdapat 751 kejadian.
"Pada delapan hari selama operasi, terdapat 626 kejadian. Artinya terjadi penurunan 125 kejadian atau dalam persentase mengalami penurunan 17 persen," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023