Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Malang melakukan pengamatan gerhana matahari hibrida di Masjid Baiturrahman, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (20/4).
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Malang Ma'muri di Kabupaten Malang, mengatakan bahwa di wilayah Kecamatan Kepanjen, puncak gerhana matahari hibrida bisa terlihat pada pukul 10.55 WIB.
"Untuk di Kepanjen, puncak pada pukul 10.55 WIB. Setelah itu bayangan bulan perlahan akan meninggalkan matahari dan terakhir pada pukul 12.13 WIB," kata Ma'muri.
Ma'muri menjelaskan proses fenomena gerhana matahari hibrida tersebut dimulai pada pukul kurang lebih 09.27 WIB, kemudian masuk pada fase puncak pada pukul 10.55 WIB dan memulai fase lepas kontak pada 12.22 WIB.
Menurutnya, fenomena gerhana matahari hibrida itu terjadi kurang lebih selama dua jam 54 menit. Gerhana matahari hibrida adalah dimana pada suatu titik bisa menyaksikan gerhana cincin dan tempat lainnya gerhana matahari total.
"Kalau di wilayah Jawa Timur atau hampir sebagian besar Indonesia itu gerhana sebagian. Tapi di Biak, Papua, itu bisa melihat gerhana total. Sementara di Indonesia tidak bisa melihat gerhana cincin," ujarnya.
Ia menambahkan fenomena gerhana matahari hibrida tersebut terjadi kurang lebih selama 400 tahun sekali. Fenomena gerhana matahari hibrida diperkirakan terakhir kali terjadi pada tahun 1800, dan merupakan peristiwa alam yang jarang terjadi.
"Jadi, gerhana seperti ini terjadi kurang lebih selama 400 tahunan untuk gerhana hibrida. Ini terakhir kurang lebih 1800-an. Jadi, memang gerhana hibrida ini cukup jarang. Proses yang langka," katanya.
Dalam pengamatan yang dilakukan BMKG Kelas III Malang tersebut, juga menarik minat sebagian masyarakat yang datang ke Masjid Baiturrahman, Kecamatan Kepanjen. Pengamatan itu digelar oleh BMKG bersama Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Malang.
Pada saat yang bersamaan, masyarakat juga melakukan shalat gerhana matahari di Masjid Baiturrahman. Puluhan warga, termasuk anak-anak yang berada di masjid tersebut, juga sempat melihat gerhana matahari hibrida menggunakan kacamata khusus yang telah disiapkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023