Komunitas MC Wani Suroboyo punya cara berbeda menunjukkan rasa nasionalisme, yakni kompak mengenakan busana nasional dalam acara "Safari Ramadhan" di sebuah hotel di Surabaya, Minggu.
"Jadi mengenakan busana nasional di acara ini merupakan bentuk nasionalisme kami sebagai Warga Negara Indonesia. Kami ingin tampil beda ingin eye catching ketika dilihat oleh orang lain," kata perwakilan panitia acara "Safari Ramadhan" Helmi Kahaf kepada ANTARA.
Oleh karenanya, busana yang dikenakan seluruh anggota MC Wani Suroboyo memiliki ragam yang berbeda-beda, seperti batik, kebaya, hingga beskap.
Busana itu kemudian dipadukan dengan setelan rok panjang maupun celana bahan beragam warna.
Selain itu, beberapa orang juga terlihat mengenakan setelan busana nasional lengkap dengan blangkon maupun kopiah. Sedangkan anggota wanitanya ada yang terlihat mengenakan jilbab dengan bermacam motif.
Panitia tak membatasi setiap anggotanya untuk menerapkan kreativitas pada masing-masing busana yang dikenakan.
"Bagaimana mereka mengoptimalkan busana yang sudah ada, menjadi busana yang seperti apa. Ada yang menyewa busananya dan beberapa memang memiliki properti (busana nasional) sendiri," ucapnya.
Sementara, Helmi mengaku tema busana sengaja dipilih lantaran ingin menghadirkan nuansa berbeda, di tengah suasana Ramadhan.
Hal ini baru pertama kali diterapkan, sejak agenda serupa digelar pada momen Ramadhan di tahun 2018.
"Jadi agar lebih erat hubungannya dan lebih menyemarakkan bulan Ramadhan, maka mengambil tema yang anti-mainstream. Kami tetap menutup aurat, tetapi juga harus dibarengi meningkatkan rasa nasionalisme dengan busa nasional yang kekinian," ucapnya.
Komunitas MC Wani Suroboyo melalui "Safari Ramadhan" tahun ini juga memberikan santunan kepada 100 anak yatim dan masyarakat dhuafa.
Dia berharap, langkah ini juga untuk memperkenalkan profesi pembawa acara kepada masyarakat secara lebih luas.
"Kami berharap komunitas kami tidak sekadar kumpul-kumpul, tetapi memberikan kontribusi yang positif bagi adik-adik generasi muda," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Jadi mengenakan busana nasional di acara ini merupakan bentuk nasionalisme kami sebagai Warga Negara Indonesia. Kami ingin tampil beda ingin eye catching ketika dilihat oleh orang lain," kata perwakilan panitia acara "Safari Ramadhan" Helmi Kahaf kepada ANTARA.
Oleh karenanya, busana yang dikenakan seluruh anggota MC Wani Suroboyo memiliki ragam yang berbeda-beda, seperti batik, kebaya, hingga beskap.
Busana itu kemudian dipadukan dengan setelan rok panjang maupun celana bahan beragam warna.
Selain itu, beberapa orang juga terlihat mengenakan setelan busana nasional lengkap dengan blangkon maupun kopiah. Sedangkan anggota wanitanya ada yang terlihat mengenakan jilbab dengan bermacam motif.
Panitia tak membatasi setiap anggotanya untuk menerapkan kreativitas pada masing-masing busana yang dikenakan.
"Bagaimana mereka mengoptimalkan busana yang sudah ada, menjadi busana yang seperti apa. Ada yang menyewa busananya dan beberapa memang memiliki properti (busana nasional) sendiri," ucapnya.
Sementara, Helmi mengaku tema busana sengaja dipilih lantaran ingin menghadirkan nuansa berbeda, di tengah suasana Ramadhan.
Hal ini baru pertama kali diterapkan, sejak agenda serupa digelar pada momen Ramadhan di tahun 2018.
"Jadi agar lebih erat hubungannya dan lebih menyemarakkan bulan Ramadhan, maka mengambil tema yang anti-mainstream. Kami tetap menutup aurat, tetapi juga harus dibarengi meningkatkan rasa nasionalisme dengan busa nasional yang kekinian," ucapnya.
Komunitas MC Wani Suroboyo melalui "Safari Ramadhan" tahun ini juga memberikan santunan kepada 100 anak yatim dan masyarakat dhuafa.
Dia berharap, langkah ini juga untuk memperkenalkan profesi pembawa acara kepada masyarakat secara lebih luas.
"Kami berharap komunitas kami tidak sekadar kumpul-kumpul, tetapi memberikan kontribusi yang positif bagi adik-adik generasi muda," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023