PT Ajinomoto Indonesia menggenjot upaya pengurangan plastik yang selama ini digunakan pada bahan pembungkus produk, guna mencapai konsep ramah lingkungan yang ditargetkan pada 2030.
"Konsep ramah lingkungan sudah ada, kami memiliki target 2030 untuk mengurangi penggunaan plastik di kemasan kami," kata Direktur PT Ajinomoto Indonesia Yudho Koesbandryo di Gedung Seni Pandan Sari, Kandangan Surabaya, Kamis.
Proses peralihan dari plastik kemasan ke bahan ramah lingkungan kini tengah dilakukan secara bertahap, melalui proses riset untuk mengetahui efektivitas penerapannya.
Di sisi lain, riset tersebut untuk mengetahui jenis bahan ramah lingkungan yang cocok digunakan sebagai kemasan produk.
"Arahnya seperti itu, salah satunya kertas tetapi mungkin ada yang lain juga. Kami sedang riset apakah mungkin kami pakai," ujarnya.
Yudho mengaku saat ini bahan kemasan produk sudah menggunakan jenis degradable material atau bahan yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Alhasil, pemanfaatan plastik mampu ditekan hingga 30 persen.
"Sekitar 30 persen sudah mengurangi penggunaan plastik pada produk, seperti salah satu produk kami yang kemasan 100 gram itu, 30 persen sudah kertas," ujarnya.
Sebagai langkah sosialisasi, kemasan dengan bahan ramah lingkungan itu terlebih dahulu dipasarkan di pasar modern. Namun, tak menutup kemungkinan hal serupa bakal menyasar pasar tradisional.
"Percobaannya ke pasar modern, seperti minimarket dan supermarket. Tetapi ke depan, kami ingin masuk ke pasar tradisional, seperti Pasar Sememi," ucapnya.
Selain plastik, kawasan pabrik perusahaan asal Jepang itu juga tengah menggencarkan pengurangan pelepasan senyawa karbon dioksida saat proses produksi berjalan.
"Kami juga bergerak menekan dan mengurangi pelepasan CO2 dari operasional perusahaan kami dengan mulai menggunakan biomassa untuk mengurangi pelepasan suhu," katanya.
Guna memaskimalkan target pada 2030, pihaknya menggelar sosialisasi kepada para ibu-ibu yang ada di wilayah Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo melalui program "Ngabuburit Ramah Lingkungan" di Gedung Seni Pandan Sari, terkait manajemen sampah plastik.
"Di Pasar Sememi progres bagus, sekarang sampah plastik yang dikumpulkan meningkat. Kami baru beroperasi 2-3 bulan, peningkatan lumayan bagus sekitar 600-800 kilo per bulan," ujarnya.
Program daur ulang sampah plastik itu juga membuka peluang menghadirkan pendapatan.
Pasalnya, setiap satu kilogram sampah plastik bakal dihargai sebesar Rp800. Sedangkan kemasan Ajinomoto sebesar Rp1.000 per kilogram sampah plastik. Pembayarannya dilakukan melalui sistem elektronik.
"Jadi "Rekosistem" punya sistem manajemen, mereka menerima, melakukan pemilahan, kemudian ada yang di utilisasi untuk jadi pelet plastik, jadi di daur ulang," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Konsep ramah lingkungan sudah ada, kami memiliki target 2030 untuk mengurangi penggunaan plastik di kemasan kami," kata Direktur PT Ajinomoto Indonesia Yudho Koesbandryo di Gedung Seni Pandan Sari, Kandangan Surabaya, Kamis.
Proses peralihan dari plastik kemasan ke bahan ramah lingkungan kini tengah dilakukan secara bertahap, melalui proses riset untuk mengetahui efektivitas penerapannya.
Di sisi lain, riset tersebut untuk mengetahui jenis bahan ramah lingkungan yang cocok digunakan sebagai kemasan produk.
"Arahnya seperti itu, salah satunya kertas tetapi mungkin ada yang lain juga. Kami sedang riset apakah mungkin kami pakai," ujarnya.
Yudho mengaku saat ini bahan kemasan produk sudah menggunakan jenis degradable material atau bahan yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Alhasil, pemanfaatan plastik mampu ditekan hingga 30 persen.
"Sekitar 30 persen sudah mengurangi penggunaan plastik pada produk, seperti salah satu produk kami yang kemasan 100 gram itu, 30 persen sudah kertas," ujarnya.
Sebagai langkah sosialisasi, kemasan dengan bahan ramah lingkungan itu terlebih dahulu dipasarkan di pasar modern. Namun, tak menutup kemungkinan hal serupa bakal menyasar pasar tradisional.
"Percobaannya ke pasar modern, seperti minimarket dan supermarket. Tetapi ke depan, kami ingin masuk ke pasar tradisional, seperti Pasar Sememi," ucapnya.
Selain plastik, kawasan pabrik perusahaan asal Jepang itu juga tengah menggencarkan pengurangan pelepasan senyawa karbon dioksida saat proses produksi berjalan.
"Kami juga bergerak menekan dan mengurangi pelepasan CO2 dari operasional perusahaan kami dengan mulai menggunakan biomassa untuk mengurangi pelepasan suhu," katanya.
Guna memaskimalkan target pada 2030, pihaknya menggelar sosialisasi kepada para ibu-ibu yang ada di wilayah Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo melalui program "Ngabuburit Ramah Lingkungan" di Gedung Seni Pandan Sari, terkait manajemen sampah plastik.
"Di Pasar Sememi progres bagus, sekarang sampah plastik yang dikumpulkan meningkat. Kami baru beroperasi 2-3 bulan, peningkatan lumayan bagus sekitar 600-800 kilo per bulan," ujarnya.
Program daur ulang sampah plastik itu juga membuka peluang menghadirkan pendapatan.
Pasalnya, setiap satu kilogram sampah plastik bakal dihargai sebesar Rp800. Sedangkan kemasan Ajinomoto sebesar Rp1.000 per kilogram sampah plastik. Pembayarannya dilakukan melalui sistem elektronik.
"Jadi "Rekosistem" punya sistem manajemen, mereka menerima, melakukan pemilahan, kemudian ada yang di utilisasi untuk jadi pelet plastik, jadi di daur ulang," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023