Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya memperketat pengawasan keberadaan stiker Quick Response Code Indonesia Standart (QRIS) rekening infak, guna mencegah adanya kejadian di masjid yang ada di kawasan Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kejadian di Jakarta menjadi warning bagi kami untuk semakin intensif melakukan pengamanan dan monitoring pada alat peraga (QRIS) di Masjid Al Akbar," kata Humas Masjid Al Akbar Surabaya Helmy M Noor kepada ANTARA, Rabu.

Pengawasan, kata dia, dilakukan dengan menempatkan sejumlah petugas yang berkeliling mengawasi kondisi di seluruh area masjid, khususnya soal QR Code infak.

"Ada petugas khusus memang untuk memantau infak, kemudian security juga ada yang keliling. Misalnya di tempat wudhu ada tempat khusus, kami 24 jam, kalau barcode sudah sejak pandemi COVID-19 tahun 2020," ujarnya.

Petugas juga mengawasi distribusi kotak infak konvensional, baik di dalam maupun di luar masjid.

Selain itu, Helmy menyebut QR Code untuk infak yang terpasang mencantumkan tulisan Masjid Al Akbar, sebagai tanda bahwa sumbangan dari para jamaah secara otomatis masuk ke pihak pengelola masjid.

"Kemudian, kami juga mengimbau bahwa QRIS di Masjid Al Akbar ada tulisannya Al Akbar Surabaya," ucapnya.

Alhasil, jamaah diminta tak melakukan pemindaian barcode ketika tak tercantum tulisan Masjid Al Akbar Surabaya pada lembaran QRIS yang terpasang untuk mencegah pemberian infak kepada pihak bertanggungjawab.

Sejauh ini, pihak Masjid Al Akbar tak sekalipun mendapatkan laporan terkait ulah orang-orang yang dengan sengaja mengganti stiker QR Code QRIS infak.

Di sisi lain, para jamaah juga sudah mulai terbiasa berinfak dengan model digital, sebab cara itu dinilai lebih mudah.

"Alhamdulillah selama ini tidak ada permasalahan dan jamaah sudah mulai membiasakan infak dengan QRIS, mereka merasa lebih praktis," katanya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023