Tim gabungan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang, Satlantas Polres Jombang, serta UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Perhubungan Jawa Timur melakukan pengecekan kendaraan umum di Terminal Jombang dan menemukan sejumlah angkutan tak layak jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno mengemukakan kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, salah satunya karena masalah roda menggunakan ban vulkanisir, yakni ban bekas yang dilapisi dengan komponen baru agar terlihat seperti ban baru.
"Tadi dari 10 armada yang kami periksa, ada tiga kendaraan yang memakai ban vulkanisir. Kami akan kirim surat ke PO agar memperhatikan keselamatan, utamanya ban kendaraan," katanya di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan temuan itu saat petugas melakukan ramp check. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kendaraan sekaligus sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemanfaatan angkutan umum untuk sarana transportasi mudik juga cukup tinggi.
Setiap kendaraan diperiksa satu persatu mulai dari kelengkapan teknis hingga kelengkapan secara administrasi, termasuk ban, lampu, dan beberapa kelengkapan lainnya.
Pihaknya juga meminta kepada pengemudi untuk berhati-hati saat berkendara dengan membatasi kecepatan. Keselamatan penumpang juga harus diprioritaskan.
"Secara normatif, mudik ini diprediksi semakin banyak. Saat pandemi tidak ada aktivitas mudik dan di 2023 ini, harapan kami fasilitasi mudik yang diselenggarakan pengusaha ataupun pemilik kendaraan angkutan umum memenuhi syarat teknis yang dipersyaratkan," ujarnya.
Selain pemeriksaan kendaraan, para sopir dan kenek bus juga diperiksa kesehatannya oleh tim medis yang juga ikut bergabung.
Dokter Arifudin, petugas medis dari Puskesmas Peterongan, Jombang mengatakan dari hasil pemeriksaan, rata-rata ternyata mereka mengalami tensi tinggi. Ia menduga, salah satunya karena kurang istirahat, sehingga diharapkan agar mereka bisa istirahat lebih lama sehingga fit saat mengemudi.
"Beberapa temuan, mayoritas tekanan darah tinggi. Faktor penyebabnya istirahat. Durasi istirahat mereka singkat, padahal idealnya dalam sehari 8-10 jam. Saya tanya rata-rata dua jam dan ini dampaknya kesehatan terganggu, makanya tekanan darahnya tinggi tadi," kata dr Arifudin.
Kegiatan pemeriksaan itu rencananya juga akan dilakukan lagi dengan lokasi tentatif. Dengan itu, diharapkan bisa memantau kondisi kendaraan sekaligus memastikan sopir angkutan umum juga sehat dalam mengemudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno mengemukakan kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, salah satunya karena masalah roda menggunakan ban vulkanisir, yakni ban bekas yang dilapisi dengan komponen baru agar terlihat seperti ban baru.
"Tadi dari 10 armada yang kami periksa, ada tiga kendaraan yang memakai ban vulkanisir. Kami akan kirim surat ke PO agar memperhatikan keselamatan, utamanya ban kendaraan," katanya di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan temuan itu saat petugas melakukan ramp check. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kendaraan sekaligus sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemanfaatan angkutan umum untuk sarana transportasi mudik juga cukup tinggi.
Setiap kendaraan diperiksa satu persatu mulai dari kelengkapan teknis hingga kelengkapan secara administrasi, termasuk ban, lampu, dan beberapa kelengkapan lainnya.
Pihaknya juga meminta kepada pengemudi untuk berhati-hati saat berkendara dengan membatasi kecepatan. Keselamatan penumpang juga harus diprioritaskan.
"Secara normatif, mudik ini diprediksi semakin banyak. Saat pandemi tidak ada aktivitas mudik dan di 2023 ini, harapan kami fasilitasi mudik yang diselenggarakan pengusaha ataupun pemilik kendaraan angkutan umum memenuhi syarat teknis yang dipersyaratkan," ujarnya.
Selain pemeriksaan kendaraan, para sopir dan kenek bus juga diperiksa kesehatannya oleh tim medis yang juga ikut bergabung.
Dokter Arifudin, petugas medis dari Puskesmas Peterongan, Jombang mengatakan dari hasil pemeriksaan, rata-rata ternyata mereka mengalami tensi tinggi. Ia menduga, salah satunya karena kurang istirahat, sehingga diharapkan agar mereka bisa istirahat lebih lama sehingga fit saat mengemudi.
"Beberapa temuan, mayoritas tekanan darah tinggi. Faktor penyebabnya istirahat. Durasi istirahat mereka singkat, padahal idealnya dalam sehari 8-10 jam. Saya tanya rata-rata dua jam dan ini dampaknya kesehatan terganggu, makanya tekanan darahnya tinggi tadi," kata dr Arifudin.
Kegiatan pemeriksaan itu rencananya juga akan dilakukan lagi dengan lokasi tentatif. Dengan itu, diharapkan bisa memantau kondisi kendaraan sekaligus memastikan sopir angkutan umum juga sehat dalam mengemudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023