Jaringan listrik di Pamekasan, Jawa Timur putus akibat cuaca buruk, sehingga kegiatan tadarus di sejumlah masjid dan mushalla di wilayah setempat terhenti, Selasa.
"Ini bukan karena unsur kesengajaan, akan tetapi karena ada gangguan yang tak terduga," kata Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Pamekasan Agung Setiobudi.
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada media pada Selasa malam, Agung menjelaskan, jaringan PLN yang putus dan menyebabkan terjadinya pemadaman itu, di Jalan Raya Desa Teja Timur, Pamekasan.
"Akibat musibah ini, telah menyebabkan terjadi pemadaman di sejumlah kecamatan, seperti di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, Galis, Larangan, dan sebagian di Kecamatan Kadur," katanya.
Agung juga meminta maaf kepada masyarakat karena dengan kejadian itu, kegiatan ibadah Ramadhan seperti tadarus Al Quran dan Pondok Ramadhan di sejumlah pesantren di Pamekasan terganggu.
Ia juga meminta peran aktif masyarakat yang memiliki pohon dekat aliran listrik agar dilakukan pemotongan agar tidak roboh ke jalur listrik apabila terjadi angin hujan deras yang disertai angin kencang.
"Sebab, dalam beberapa hari terakhir ini, sering terjadi cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir," katanya.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, merilis sebanyak tiga jenis bencana terjadi di wilayah itu saat bulan suci Ramadhan, yakni sejak hari pertama pada 23 Maret hingga 31 Maret 2023.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Pamekasan Yusuf Wibiseno di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat, ketiga jenis bencana itu terdiri dari bencana banjir, tanah longsor dan kecelakaan laut.
"Bencana tanah longsor terjadi di tiga kecamatan, yakni kecamatan Waru, Kadur dan Kecamatan Larangan," katanya.
Bencana tanah longsor di Kecamatan Waru, terjadi pada 27 Maret 2023 di Desa Tampojung Pregi, Kecamatan Waru dan menyebabkan jalur provinsi penghubung antara Kota Pamekasan dengan Kecamatan Waru terganggu.
Di Kecamatan Kadur di Desa Pamoroh. Kejadian itu nyaris merobohkan rumah warga, sedangkan di Kecamatan Larangan terjadi di Desa Blumbungan, yakni menimpa sebuah lembaga pendidikan.
"Jadi, tebing bagian belakang di sekolah itu ambruk dan tim kami sudah melakukan asesmen di sana," katanya.
Yusuf menjelaskan, bencana tebing longsor di dua desa pada 30 Maret 2023 dan telah dilakukan penanganan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri dan relawan penanggulangan bencana Pamekasan.
Jenis bencana banjir terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kota Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung debet air pascahujan deras yang mengguyur Pamekasan pada 28 Maret 2023.
"Kalau kecelakaan laut terjadi pada 27 Maret 2023, dan hingga kini korban masih dalam pencarian Basarnas," katanya, menjelaskan.
Plt Kalaksa BPBD Pemkab Pamekasan Yusuf Wibiseno lebih lanjut menjelaskan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG), cuaca buruk berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Pamekasan dan sekitar dalam beberapa hari ke depan.
"Karena itu, kami terus meningkatkan kewaspadaan dan mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana, baik bencana tanah longsor maupun banjir agar lebih waspada," katanya, menjelaskan.
Yusuf meminta masyarakat memaklumi apabila terjadi gangguan aliran listrik, karena berdasarkan hasil pemantauan, masih banyak pohon yang dekat aliran listrik yang belum ditebang, sehingga jika terjadi angin kencang berpotensi mengganggu jaringan listrik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini bukan karena unsur kesengajaan, akan tetapi karena ada gangguan yang tak terduga," kata Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Pamekasan Agung Setiobudi.
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada media pada Selasa malam, Agung menjelaskan, jaringan PLN yang putus dan menyebabkan terjadinya pemadaman itu, di Jalan Raya Desa Teja Timur, Pamekasan.
"Akibat musibah ini, telah menyebabkan terjadi pemadaman di sejumlah kecamatan, seperti di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, Galis, Larangan, dan sebagian di Kecamatan Kadur," katanya.
Agung juga meminta maaf kepada masyarakat karena dengan kejadian itu, kegiatan ibadah Ramadhan seperti tadarus Al Quran dan Pondok Ramadhan di sejumlah pesantren di Pamekasan terganggu.
Ia juga meminta peran aktif masyarakat yang memiliki pohon dekat aliran listrik agar dilakukan pemotongan agar tidak roboh ke jalur listrik apabila terjadi angin hujan deras yang disertai angin kencang.
"Sebab, dalam beberapa hari terakhir ini, sering terjadi cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir," katanya.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, merilis sebanyak tiga jenis bencana terjadi di wilayah itu saat bulan suci Ramadhan, yakni sejak hari pertama pada 23 Maret hingga 31 Maret 2023.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Pamekasan Yusuf Wibiseno di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat, ketiga jenis bencana itu terdiri dari bencana banjir, tanah longsor dan kecelakaan laut.
"Bencana tanah longsor terjadi di tiga kecamatan, yakni kecamatan Waru, Kadur dan Kecamatan Larangan," katanya.
Bencana tanah longsor di Kecamatan Waru, terjadi pada 27 Maret 2023 di Desa Tampojung Pregi, Kecamatan Waru dan menyebabkan jalur provinsi penghubung antara Kota Pamekasan dengan Kecamatan Waru terganggu.
Di Kecamatan Kadur di Desa Pamoroh. Kejadian itu nyaris merobohkan rumah warga, sedangkan di Kecamatan Larangan terjadi di Desa Blumbungan, yakni menimpa sebuah lembaga pendidikan.
"Jadi, tebing bagian belakang di sekolah itu ambruk dan tim kami sudah melakukan asesmen di sana," katanya.
Yusuf menjelaskan, bencana tebing longsor di dua desa pada 30 Maret 2023 dan telah dilakukan penanganan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri dan relawan penanggulangan bencana Pamekasan.
Jenis bencana banjir terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kota Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung debet air pascahujan deras yang mengguyur Pamekasan pada 28 Maret 2023.
"Kalau kecelakaan laut terjadi pada 27 Maret 2023, dan hingga kini korban masih dalam pencarian Basarnas," katanya, menjelaskan.
Plt Kalaksa BPBD Pemkab Pamekasan Yusuf Wibiseno lebih lanjut menjelaskan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG), cuaca buruk berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Pamekasan dan sekitar dalam beberapa hari ke depan.
"Karena itu, kami terus meningkatkan kewaspadaan dan mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana, baik bencana tanah longsor maupun banjir agar lebih waspada," katanya, menjelaskan.
Yusuf meminta masyarakat memaklumi apabila terjadi gangguan aliran listrik, karena berdasarkan hasil pemantauan, masih banyak pohon yang dekat aliran listrik yang belum ditebang, sehingga jika terjadi angin kencang berpotensi mengganggu jaringan listrik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023