Madiun - Para pedagang di Pasar Penampungan Caruban, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, menolak tempat relokasi pembangunan pasar baru yang dinilai kurang strategis dan merugikan.
"Harusnya perwakilan dari kami diajak berunding saat menentukan tempat relokasi pembanguan Pasar Caruban yang baru. Namun yang terjadi, kami langsung disuguhi maket pasar baru yang rencananya akan dibangun di Desa Temboro, Kecamatan Mejayan," ujar Kepala Paguyuban Pedagang Pasar Caruban, Hari M Suroso, Kamis.
Keinginan ini disampaikan para pedagang bertepatan dengan berlangsungnya safari Ramadhan Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, di Pasar Penampungan Caruban.
Para pedagang menilai, lokasi pembangunan pasar baru tidak strategis. Karena itu, para pedagang menolak jika nantinya ditempatkan di lokasi tersebut.
Menurut pedagang, lokasi yang tepat untuk relokasi adalah tetap di pasar penampungan atau pasar sayur yang berjarak kurang dari satu kilometer dari lokasi penampungan.
"Kami hanya mau direlokasi di dua tempat, yakni tetap di sini (pasar penampungan) atau di pasar sayur. Jika di Temboro lokasinya tidak strategis, kami takut jika pasar jadi sepi dan dagangan kami jadi tidak laku," kata Hari.
Menanggapi aduan tersebut, Akbar Tandjung, akan meminta anggota Partai Golkar yang duduk di kursi legislatif Kabupaten Madiun untuk memperjuangkan nasib para pedagang Pasar Penampungan Caruban, Kecamatan Mejayan, tersebut.
"Partai Golkar memiliki wakil di DPRD Kabupaten Madiun, sehingga aspirasi para pedagang akan disampaikan dan diperhatikan," ujar Akbar.
Pasar Penampungan Caruban, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun berdiri di lahan seluas 0,8 hektare. Pasar ini dulunya adalah Pasar Caruban yang terbakar pada akhir tahun 2006 dan hingga kini belum dibangun kembali oleh pemerintah daerah setempat.
Paguyuban pasar ini beranggotakan sekitar 1.036 pedagang. Para pedagang ini menempati sekitar 150 buah kios dan sisanya adalah los.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011