Pacitan - Perum Bulog Sub-Divisi Regional (Divre) XIII Ponorogo mempercepat proses distribusi beras miskin (raskin) untuk 4.400 kepala keluarga (KK) dan diharapkan kelar sebelum lebaran akhir Agustus ini.
"Besok (Kamis, 11/8) kami akan mulai lakukan pendistribusian ke desa-desa. Targetnya sebelum lebaran sudah selesai," kata Kepala Gudang Semi-Permanen (GSP) Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo, Budi Santoso, Rabu.
Perwakilan Perum Bulog sub-Divre XIII ini mengatakan, sesuai kuota raskin yang akan didistribusikan mencapai 660 ton. Beras sebanyak itu sebenarnya dialokasikan untuk bulan September.
Namun, karena kebutuhan akan konsumsi beras menjelang lebaran ini diperkirakan sangat tinggi, pemerintah daerah bekerja sama dengan perum bulog memutuskan untuk mempercepat proses distribusinya ke 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan.
"Saat ini di gudang masih ada persediaan beras sebanyak 800 ton," tandasnya mantab.
Pendistribusian lebih awal ini sendiri dilakukan sesuai mekanisme yang mengatur, yakni diawali dari pengajuan dari pihak bulog ke pemerintah kabupaten.
Selanjutnya, pemkab menindaklanjuti dengan mengirim surat permintaan alokasi (SPA) ke kantor sub-Divre XIII. Sesuai alokasi yang disetujui, pihak kantor sub-divre kemudian mengeluarkan "delivery order" (DO) ke gudang.
Budi mengungkapkan, meski sempat mengalami kesulitan mendapatkan cadangan beras akibat kenaikan harga beberapa waktu lalu, tetapi dia optimistis target akan terpenuhi.
Terlebih saat ini akan masuk beras sebanyak 600 ton dari sub-Divre Ponorogo. Kapasitas gudang Bulog Pacitan sendiri total mencapai 6.000 ton. "Kami sempat kesulitan mendapatkan beras karena munculnya serangan hama yang mempengaruhi hasil panen," ujarnya.
Selain faktor munculnya hama, sulitnya menambah pasokan beberapa waktu lalu diyakini karena para mitra pemasok lebih memilih langsung menjual beras ke pasaran. Alasan mereka sangat ekonomis, harga naik yang nantinya akan mempengaruhi laba.
Tindakan serupa dilakukan sebagian besar petani dengan
menjual beras ke konsumen karena harganya yang sedang bagus. Keputusan itu diambil untuk meminimalisir kerugian dari besarnya ongkos tanam sebelumnya.
Budi menambahkan, pihaknya tetap siap jika sewaktu-waktu diminta untuk ikut melakukan operasi pasar. Dalam kegiatan itu, beras yang akan dijual adalah dari kelas menengah, yakni jenis IR-64 dengan harga dipatok Rp6.100 per kilogram. *
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011