Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengintensifkan kegiatan operasi pasar di sejumlah pasar tradisional guna mengendalikan laju kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di daerah tersebut.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Mulya Handaka di Trenggalek, Senin, mengatakan dua komoditas bahan pokok yang menjadi prioritas dalam kegiatan operasi pasar adalah minyak goreng dan beras.
"Dua komoditas itu menjadi perhatian karena stok minyak subsidi (Minyakita, red.) akhir-akhir ini cenderung menipis sehingga memicu kenaikan harga, sementara harga beras juga melambung kendati stok relatif aman," katanya.
Khusus untuk minyak goreng, operasi pasar kini rutin dilakukan tiga kali dalam sepekan.
Kendati jumlah dan volume yang dijual dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, diharapkan stimulasi itu bisa meredam laju kenaikan harga minyak goreng di pasaran.
Demikian juga untuk komoditas beras, melalui kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), beras murah disediakan untuk memenuhi kebutuhan warga yang mengalami tekanan akibat kenaikan harga beras di pasaran sejak sebulan terakhir.
Sekali pelaksanaan operasi pasar Bulog menyediakan lima ton untuk dibeli masyarakat dengan harga terjangkau.
Pemkab Trenggalek memberikan subsidi biaya angkutan sehingga beras yang dijual dalam operasi pasar menjadi lebih rendah dibanding harga beras sejenis yang dijual di pasaran.
Hasil operasi pasar, katanya. harga beras berangsur-angsur turun di takaran wajar sehingga tidak merugikan petani.
"Penurunan beras sudah mulai terasa. Mudah-mudahan dengan panen raya nanti, harga insyaallah bisa turun," ujarnya.
Selain dua komoditas itu, lanjut Handaka, komoditas lain seperti cabai rawit dan ayam potong juga mendapat perhatian karena ikut mengalami kenaikan.
Kenaikan harga komoditas itu dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat di antaranya untuk kebutuhan tradisi "megengan" awal puasa lalu.
"Memang naik, tapi belum signifikan sehingga fokus kita masih beras dan minyak goreng," kata dia.
Harga itu diperkirakan akan bertahan sebab selama Ramadhan hingga mendekati Idul Fitri permintaan bahan pokok juga akan konsisten tinggi. Misalnya soal harga beras berkaca dari harga kisaran seminggu yang lalu per kilogram sekitar Rp11 ribu dan turun menjadi Rp10 ribu per kilogram.
"Khusus beras mudah-mudahan saat panen raya datang harganya stabil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Mulya Handaka di Trenggalek, Senin, mengatakan dua komoditas bahan pokok yang menjadi prioritas dalam kegiatan operasi pasar adalah minyak goreng dan beras.
"Dua komoditas itu menjadi perhatian karena stok minyak subsidi (Minyakita, red.) akhir-akhir ini cenderung menipis sehingga memicu kenaikan harga, sementara harga beras juga melambung kendati stok relatif aman," katanya.
Khusus untuk minyak goreng, operasi pasar kini rutin dilakukan tiga kali dalam sepekan.
Kendati jumlah dan volume yang dijual dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, diharapkan stimulasi itu bisa meredam laju kenaikan harga minyak goreng di pasaran.
Demikian juga untuk komoditas beras, melalui kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), beras murah disediakan untuk memenuhi kebutuhan warga yang mengalami tekanan akibat kenaikan harga beras di pasaran sejak sebulan terakhir.
Sekali pelaksanaan operasi pasar Bulog menyediakan lima ton untuk dibeli masyarakat dengan harga terjangkau.
Pemkab Trenggalek memberikan subsidi biaya angkutan sehingga beras yang dijual dalam operasi pasar menjadi lebih rendah dibanding harga beras sejenis yang dijual di pasaran.
Hasil operasi pasar, katanya. harga beras berangsur-angsur turun di takaran wajar sehingga tidak merugikan petani.
"Penurunan beras sudah mulai terasa. Mudah-mudahan dengan panen raya nanti, harga insyaallah bisa turun," ujarnya.
Selain dua komoditas itu, lanjut Handaka, komoditas lain seperti cabai rawit dan ayam potong juga mendapat perhatian karena ikut mengalami kenaikan.
Kenaikan harga komoditas itu dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat di antaranya untuk kebutuhan tradisi "megengan" awal puasa lalu.
"Memang naik, tapi belum signifikan sehingga fokus kita masih beras dan minyak goreng," kata dia.
Harga itu diperkirakan akan bertahan sebab selama Ramadhan hingga mendekati Idul Fitri permintaan bahan pokok juga akan konsisten tinggi. Misalnya soal harga beras berkaca dari harga kisaran seminggu yang lalu per kilogram sekitar Rp11 ribu dan turun menjadi Rp10 ribu per kilogram.
"Khusus beras mudah-mudahan saat panen raya datang harganya stabil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023