SETARA Institute, yang merupakan lembaga swadaya masyarakat menggelar even untuk menginisiasi pemajuan toleransi dan kebhinekaan di Kota Kediri, Jawa Timur.

Direktur Eksekutif SETARA Institute Ismail Hasani di Kediri, Jumat, mengemukakan pihaknya menggandeng komunitas lokal Baraka Syndicate, yang dikemas dengan menggabungkan pameran seni rupa dan dialog.

 Kegiatan di Kediri ini digelar sebagai upaya lembaganya dalam mendukung komunitas dan jaringan masyarakat sipil untuk penguatan dan partisipasi dalam pemajuan toleransi di daerah-daerah.

"Melalui pemajuan toleransi, semua elemen-elemen di kota (pemerintah dan masyarakat) dapat menikmati kehidupan yang lebih baik, tanpa diskriminasi maupun intoleransi. Dalam rangka ini, peran masyarakat sipil menjadi penting," katanya.

Ia juga menambahkan, SETARA Intitute sebagai lembaga thing-thank berupaya untuk meningkatkan dan memperluas pengetahuan masyarakat tentang toleransi dan kebebasan beragama di Indonesia.

Dalam menjalankan mandatnya sebagai supply knowledge sector, kerja SETARA Institute mengutamakan salah satu pendekatan yaitu public education approach di society level dan advokasi kebijakan pada pemerintah di state level.

"Oleh karena itu SETARA Institute mendorong masyarakat memunculkan inisiatif pemajuan toleransi dan kebhinekaan dalam beragam bentuk program yang dapat memicu perubahan lebih kondusif dan berkontribusi pada peningkatan toleransi serta memperluas konstituen masyarakat toleran di berbagai wilayah di Indonesia," kata Ismail Hasani.

Ismail menambahkan melalui penguatan ini, diharapkan kegiatan-kegiatan lain juga dapat terus berkelanjutan, sehingga masyarakat sipil semakin kontributif, baik dalam pemajuan toleransi maupun pembangunan.

Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kota Kediri Nur Muhyar yang hadir saat dialog dengan tema diskusi "Seni dan Toleransi" tersebut menilai seni bisa menjadi media dakwah.

"Saya melihat banyak potensi anak muda di Kota Kediri dalam berkesenian. Ini bisa menjadi media dakwah tentang toleransi beragama dan kebhinekaan di Kota Kediri," kata Nur Muhyar.

Ia juga menambahkan, dalam kebebasan berkreasi, tentunya para seniman sudah mengetahui batasan dalam berekspresi, dengan tetap bertanggungjawab.

"Di Nahdlatul Ulama, sikap yang moderat tetap mengedepankan toleransi. Sedangkan bagi seniman, penting untuk mengerti batasan dalam berekspresi. Intinya kebebasan untuk berkreasi namun tetap bertanggung jawab," kata Nur Muhyar.

Kegiatan itu diselenggarakan pada 16-18 Maret 2023 di SK Coffee Lab, Kota Kediri. Selain di Kota Kediri, even dengan tema serupa juga digelar di 10 kota wilayah Indonesia, yakni Kota Palu, Manado, Pekanbaru, Salatiga, Bogor, Surakarta, Depok, Bandung dan Sukabumi.

Pameran seni rupa yang digelar tersebut bertajuk Unity in Diversity menghadirkan 12 karya rupa tunggal dan seri yang dibuka dengan dialog dua perupa perempuan Shofia Muhtar, S. TrSn. dan Fara Suharno S. TrSn.

Sedangkan, dialog yang dalam acara itu juga mengundang perupa perempuan dan tokoh dari organisasi keagamaan.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023