Pemerintah Kabupaten Trenggalek merespons keluh kesah pedagang Pasar Durenan terkait pemisahan pasar tradisional dengan pasar hewan sehingga membuat jumlah pembeli menurun.

Hal itu ditunjukkan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dengan melakukan serap aspirasi langsung dengan para pedagang di Pasar Durenan, Jumat.

"Kami sudah tinjau dan lakukan kajian ke sana (Pasar Durenan) untuk mencari solusi terkait keluhan para pedagang," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Langkah cepat itu dilakukan sebagai tindak lanjut usai pemerintah daerah mendapat masukan dari hasil musrenbang di Kecamatan Durenan.

Pedagang meminta solusi dari pemerintah daerah, karena sejak pasar hewan dipindah dari kompleks pasar tradisional setempat, jumlah pengunjung/pembeli menurun.

Dampak lanjutannya juga banyak pedagang yang memilih tutup lapak.

"Sejak pemisahan antara pasar hewan dan pasar tradisional pada 2007 dikarenakan ada ketentuan pasar sehat yaitu pasar yang notabene menjajakan kebutuhan pokok tidak boleh digabungkan dengan pasar hewan, pasar dinilai sepi pembeli," tuturnya.

Merespons itu, pemerintah memberikan penawaran kepada para pedagang setelah melakukan kajian. Hasilnya, Mas Ipin melihat ada potensi lahan milik desa di belakang pasar tradisional yang dimungkinkan difungsikan untuk menjadi pasar hewan.

Lahan itu dinilai paling strategis untuk digunakan sebagai tempat pasar hewan karena yang paling representatif.

"Ada masukan dari peserta Musrenbang di Durenan. Setelah dipisahkan menjadi pasar sehat, tidak bercampur antara pasar hewan dengan kebutuhan pokok ternyata sepi. Makanya opsi ini ditawarkan dengan harapan pasar tradisional yang saat ini sepi bisa ramai kembali," ujarnya.

Langkah itu dinilai paling realistis dilakukan untuk meramaikan kembali pasar tersebut. Di sisi lain upaya itu juga tidak tidak melanggar ketentuan pasar sehat.

Dengan adanya pasar hewan di belakang pasar tradisional itu diharapkan perekonomian masyarakat yang sempat lesu kembali bertumbuh.

"Akses masuknya tetap akses masuk pasar utama sehingga harapannya nanti bisa sama-sama ramai. Pasar hewan-nya ramai, juga pasar desanya ramai. Rencana kita tidak mencampur, tetapi disini ada tanah kosong karena aset desa coba didiskusikan. Bukan dicampur tapi didekatkan," tuturnya.

Untuk merealisasikannya, ia segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa hingga koordinasi dengan para pedagang hewan ternak selaku pelaksana.

Harapannya pemerintah desa mengizinkan dan para pedagang hewan ternak mau menempati lokasi anyar tersebut.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023