Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga beras mempengaruhi terjadinya laju inflasi pada bulan Februari 2023 di Kota Madiun, Jawa Timur sebesar 0,04 persen.
"Pada Februari 2023 Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas penyumbangnya paling banyak adalah harga beras yang masih tinggi," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Senin.
Menurut dia, secara umum inflasi di Kota Madiun di bulan Februari itu cukup terkendali dan tergolong landai dibandingkan inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,10 persen dan nasional sebesar 0,16 persen.
Hal itu, kata dia, tidak lepas dari peran serta tim pengendali inflasi daerah (TPID) dalam melakukan berbagai intervensi untuk menekan laju inflasi.
"Meski begitu, Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Madiun juga harus tanggap dan tetap waspada karena Ramadhan dan Idul Fitri akan datang," kata Dwi Yuhenny.
Pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri mendatang, kebutuhan konsumen akan bahan pangan akan meningkat yang otomatis menyebabkan harga-harga komoditas mengalami kenaikan.
Karenanya, TPID Kota Madiun harus memantau suplai dan stok bahan pangan di pasaran agar kenaikan harga terkendali, utamanya untuk sejumlah komoditas penyebab terjadinya inflasi, seperti beras, minyak goreng, cabai rawit, telur ayam ras, daging, dan gula pasir.
Adapun inflasi Kota Madiun pada Februari 2023 dipengaruhi oleh kenaikan harga beras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, nangka muda, jeruk, rokok kretek, minyak goreng, susu bubuk untuk balita, dan rokok putih.
Sedangkan, komoditas yang menekan inflasi di antaranya tarif kereta api yang mengalami penurunan harga, lalu penurunan harga telur ayam ras, bayam, tomat, semangka, kangkung, daging ayam ras, sawi hijau, pisang, dan kacang panjang.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, selain Kota Madiun ada lima daerah yang mengalami inflasi.
Yaitu, Banyuwangi (0,29 persen), Jember (0,18 persen), Kediri (0,16 persen), Malang (0,15 persen), dan Surabaya (0,10 persen). Sedangkan, dua daerah lainnya mengalami deflasi. Yakni, Probolinggo sebesar -0,04 persen dan Sumenep -0,02 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Pada Februari 2023 Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas penyumbangnya paling banyak adalah harga beras yang masih tinggi," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Senin.
Menurut dia, secara umum inflasi di Kota Madiun di bulan Februari itu cukup terkendali dan tergolong landai dibandingkan inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,10 persen dan nasional sebesar 0,16 persen.
Hal itu, kata dia, tidak lepas dari peran serta tim pengendali inflasi daerah (TPID) dalam melakukan berbagai intervensi untuk menekan laju inflasi.
"Meski begitu, Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Madiun juga harus tanggap dan tetap waspada karena Ramadhan dan Idul Fitri akan datang," kata Dwi Yuhenny.
Pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri mendatang, kebutuhan konsumen akan bahan pangan akan meningkat yang otomatis menyebabkan harga-harga komoditas mengalami kenaikan.
Karenanya, TPID Kota Madiun harus memantau suplai dan stok bahan pangan di pasaran agar kenaikan harga terkendali, utamanya untuk sejumlah komoditas penyebab terjadinya inflasi, seperti beras, minyak goreng, cabai rawit, telur ayam ras, daging, dan gula pasir.
Adapun inflasi Kota Madiun pada Februari 2023 dipengaruhi oleh kenaikan harga beras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, nangka muda, jeruk, rokok kretek, minyak goreng, susu bubuk untuk balita, dan rokok putih.
Sedangkan, komoditas yang menekan inflasi di antaranya tarif kereta api yang mengalami penurunan harga, lalu penurunan harga telur ayam ras, bayam, tomat, semangka, kangkung, daging ayam ras, sawi hijau, pisang, dan kacang panjang.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, selain Kota Madiun ada lima daerah yang mengalami inflasi.
Yaitu, Banyuwangi (0,29 persen), Jember (0,18 persen), Kediri (0,16 persen), Malang (0,15 persen), dan Surabaya (0,10 persen). Sedangkan, dua daerah lainnya mengalami deflasi. Yakni, Probolinggo sebesar -0,04 persen dan Sumenep -0,02 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023