Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur merintis pengembangan pusat sains dengan menggandeng seorang ilmuwan, Profesor Yohanes Surya, untuk mengajarkan kepada pelajar setempat metode Smart Gasing (Gampang Asyik dan Menyenangkan) dalam pembelajaran matematika.
"Matematika ini menjadi salah satu ilmu terpenting, ratunya ilmu pengetahuan. Ini sekaligus membentuk logika anak, kemampuan analisis," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi SDN 2 Kesilir, Kecamatan Siliragung, bersama Prof. Yohanes Surya di Banyuwangi, Kamis.
Menurut dia, dengan melatih matematika kepada pelajar mereka bisa menjadi anak yang hebat dan jago sains serta mempunyai kemampuan analisis yang nantinya menjadi bekal bagi masa depannya.
Untuk tahap awal pelatihan matematika intensif di empat kecamatan, yakni Siliragung, Pesanggaran, Tegaldlimo, dan Bangorejo.
"Kami sengaja sasar anak-anak di desa yang mungkin secara fasilitas lebih terbatas. Kami ingin dampingi lompatan anak-anak di desa dan mereka harus bisa berprestasi setinggi mungkin," ucapnya.
Ia menyebutkan untuk tahap awal mengajak 30 guru dan 90 murid dari empat kecamatan. Khusus guru mengikuti training of trainer (ToT) atau pelatihan untuk pelatih.
Pada sesi pagi, guru akan diberi penjelasan oleh para trainer dari tim Prof Yohanes Surya, lalu di sesi berikutnya guru akan langsung praktik di kelas mengajarkan metode Gasing kepada siswanya. Hal itu dilakukan secara intens selama 14 hari.
"Tahun ini kami targetkan bisa mencetak 5.000 anak jagoan matematika. Setelah kawasan selatan Banyuwangi, tahap berikutnya kami kembangkan di kawasan utara, lalu ke pusat kota," katanya.
Bupati Ipuk menambahkan Pemkab Banyuwangi tengah merintis pengembangan pusat sains yang salah satunya mendatangkan Prof. Yohanes Surya.
"Kami tengah merintis pusat sains bagi anak-anak. Agar anak-anak kita punya bekal kompetensi sains dan teknologi yang mumpuni, di samping tetap kami perkuat dengan pendidikan keagamaan, juga pendidikan karakter seperti lewat seni budaya," kata dia.
Yohanes Surya mengatakan bahwa metode Gasing dalam matematika telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak.
"Anak yang tadinya tidak bisa berhitung mulai nol, dia bisa belajar begitu cepat sampai jago, mulai dari penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian hanya dalam waktu dua minggu," katanya.
Dengan metode pembelajaran ini, kata dia, anak-anak menjadi lebih cepat belajar berhitung meski belajar dari nol. Gasing memanfaatkan lagu, latihan logika, otak kiri-kanan, hingga motorik dalam penerapannya.
Guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah itu optimistis dengan memperkenalkan konsep logika dan permainan sebagai cara mengajarkan dasar-dasar matematika agar anak bersenang-senang sambil membangun fondasi yang kuat.
"Game dan role play yang diberikan kepada anak memberikan mereka ruang kreativitas. Selain itu juga untuk mengajarkan mereka kolaborasi membantu memahami angka dengan cara yang lebih pasti dan realistis," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Matematika ini menjadi salah satu ilmu terpenting, ratunya ilmu pengetahuan. Ini sekaligus membentuk logika anak, kemampuan analisis," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi SDN 2 Kesilir, Kecamatan Siliragung, bersama Prof. Yohanes Surya di Banyuwangi, Kamis.
Menurut dia, dengan melatih matematika kepada pelajar mereka bisa menjadi anak yang hebat dan jago sains serta mempunyai kemampuan analisis yang nantinya menjadi bekal bagi masa depannya.
Untuk tahap awal pelatihan matematika intensif di empat kecamatan, yakni Siliragung, Pesanggaran, Tegaldlimo, dan Bangorejo.
"Kami sengaja sasar anak-anak di desa yang mungkin secara fasilitas lebih terbatas. Kami ingin dampingi lompatan anak-anak di desa dan mereka harus bisa berprestasi setinggi mungkin," ucapnya.
Ia menyebutkan untuk tahap awal mengajak 30 guru dan 90 murid dari empat kecamatan. Khusus guru mengikuti training of trainer (ToT) atau pelatihan untuk pelatih.
Pada sesi pagi, guru akan diberi penjelasan oleh para trainer dari tim Prof Yohanes Surya, lalu di sesi berikutnya guru akan langsung praktik di kelas mengajarkan metode Gasing kepada siswanya. Hal itu dilakukan secara intens selama 14 hari.
"Tahun ini kami targetkan bisa mencetak 5.000 anak jagoan matematika. Setelah kawasan selatan Banyuwangi, tahap berikutnya kami kembangkan di kawasan utara, lalu ke pusat kota," katanya.
Bupati Ipuk menambahkan Pemkab Banyuwangi tengah merintis pengembangan pusat sains yang salah satunya mendatangkan Prof. Yohanes Surya.
"Kami tengah merintis pusat sains bagi anak-anak. Agar anak-anak kita punya bekal kompetensi sains dan teknologi yang mumpuni, di samping tetap kami perkuat dengan pendidikan keagamaan, juga pendidikan karakter seperti lewat seni budaya," kata dia.
Yohanes Surya mengatakan bahwa metode Gasing dalam matematika telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak.
"Anak yang tadinya tidak bisa berhitung mulai nol, dia bisa belajar begitu cepat sampai jago, mulai dari penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian hanya dalam waktu dua minggu," katanya.
Dengan metode pembelajaran ini, kata dia, anak-anak menjadi lebih cepat belajar berhitung meski belajar dari nol. Gasing memanfaatkan lagu, latihan logika, otak kiri-kanan, hingga motorik dalam penerapannya.
Guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah itu optimistis dengan memperkenalkan konsep logika dan permainan sebagai cara mengajarkan dasar-dasar matematika agar anak bersenang-senang sambil membangun fondasi yang kuat.
"Game dan role play yang diberikan kepada anak memberikan mereka ruang kreativitas. Selain itu juga untuk mengajarkan mereka kolaborasi membantu memahami angka dengan cara yang lebih pasti dan realistis," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023